Ada cerita menarik ketika salah satu jurnalis Autozine.nl datang ke Tokyo Auto Salon (TAS) 2017. Mereka dalam laporannya menyebut, kalau TAS 2017 bukanlah konsumsi media otomotif kebanyakan. Karena tak banyak berita yang bisa mereka angkat, berkenaan laporan jurnalisme reguler.
Paling-paling hanya kehadiran beberapa mobil concept – biasanya berbau tuning – pabrikan yang bisa mereka tulis. Selebihnya, sudut pandang modifikasi hanya dilihat sekadar show car, aftermarket parts, dan objek foto. Tren? Lupakan saja!
Padahal karakter modifikasi mobil di Jepang bisa dibilang istimewa dan menginspirasi. Sebab para modifikator menganggap hubungan dengan mobilnya adalah hal serius. Manifestasi kepribadian, gaya, dan emosi mereka, sebagai pelarian dari kehidupan kesehariannya yang terasa monoton seperti robot.
Tentu kami tidak mau seperti media otomotif biasa. Sebagai wadah para penggila modifikasi Indonesia, rasanya sudah jadi kewajiban NMAA (National Modificator & Aftermarket Association) untuk memberikan informasi-informasi terbaik soal tren modifikasi dari seluruh penjuru dunia.
Maka dalam momentum TAS 2017 ini, kami coba sajikan beberapa tren yang mungkin bisa jadi inspirasi modifikasi buat kalian semua.
1.Sporty K-Car/Compact Car
Sebagai “ibukota”nya mobil kompak, tuner Jepang harus diakui punya bahan mainan yang menarik. Sudah tentu ini yang membedakan style Negeri Sakura dengan kutub Amerika atau Eropa. Maka tak heran kalau TAS 2017 dipenuhi karya modifikasi K-Car berbagai merek.
Yang unik, kebanyakan dimodifikasi bergaya sporty. Velg palang berbobot ringan, ban berperforma tinggi, suspensi “rigid”, add-on body kit, jok racing, aksesori, sampai livery berbau kecepatan banyak terlihat diimbuhkan ke mobil-mobil kecil.
Booming-nya K-Car bergaya sporty tersebut bisa jadi untuk melawan hegemoni gaya fender flares yang beberapa tahun ini memenuhi pameran-pameran modifikasi. Faktanya, tak semua K-Car cocok dipasangi fender besar tambahan tersebut. Gaya sporty yang cenderung plug and play dinilai lebih moderat.
Hal lainnya, gelaran balap time attack dan drift khusus K-Car yang tiap tahun diselenggarakan, jadi ajang pembuktian beberapa tuner spesialis K-Car untuk men-develop parts yang mendukung. Utamanya untuk K-Car yang baru diluncurkan.
Maka tak heran kalau HKS berani men-develop paket GT100R Package yang berupa paket turbo, yang diklaim bisa menaikkan power mesin sampai 100 hp!
Lainnya, Mugen juga membuat exhaust system dengan sport silencer untuk memperlancar gas buang Honda S660. Termasuk oli, oil filter, serta engine treatment berspek istimewa.
Demam sporty ternyata bukan cuma terjadi di aftermarket. Secara spesial Daihatsu juga meluncurkan 4 lineup K-Car-nya bertema Sporza. Masing-masing Boon, Move Canbus, Thor, dan Copen. Diberi tambahan add on body kit, velg, dan harmonisasi warna sporty.
2. Euro Classic Fender Flares
Benar kalau hegemoni massive fender flares masih menghiasi TAS 2017. Tapi dari tahun lalu sebenarnya sudah kelihatan ada hal baru dalam tren fender tambahan ini.
Yup, rasanya ke depan penggunaan massive fender flares bakal merambah ke euro classic car. TRA Kyoto produsen fender flares Pandem/Rocket Bunny tahun lalu memulai dengan BMW E36 M3 yang sukses bikin pengunjung TAS berdecak kagum.
Tahun ini TRA Kyoto membuat lagi fender flares kebanggaannya ke VW Golf GTi Mk2 dan BMW E30. Hasilnya? Outstanding!
Liberty Walk juga tak mau kalah. Wataru Kato, tahun ini memamerkan beberapa karya barunya di exotic cars. Yang menarik, Kato-san memilih Ferrari 360 Modena era 1990-an untuk dipermak. Hasilnya lagi-lagi bikin horny.
Tren ini berkembang karena makin banyak modifikator Jepang yang menjadikan import cars sebagai mainan barunya. Kebanyakan buatan Eropa dan klasik. Sebagai alternatif restorasi, gaya imbuhan fender flares ini dinilai juga bisa menaikkan estetika mobil-mobil Eropa lawas tersebut.
3.GT-R Engine Swap
Kalau di SEMA mesin LS Chevrolet Corvette laris dijadikan engine pengganti dalam modifikasi, TAS 2017 malah kelihatan tren swap engine didominasi pakai dapur pacu Nissan GT-R. Yes, setidaknya ada beberapa modifikator memilih mesin-mesin powerful ini mengisi ruang mesin mobil pamerannya.
Yang pertama tentu saja Skyline GT-R32 buatan Top Line. Smokey Nagata, founder-nya Top Secret memasukkan mesin, girboks, dan dasbor R35 ke R32 ini. Ya, mesin VR38DETT V6 dicangkok dengan cantik ke engine bay. Sementara girboks-nya dipadukan dengan sistem AWD R32.
Lainnya, rumah modifikasi SuperMade bikin dobrakan dengan mengadopsi mesin RB26DETT ke tubuh Silvia S15 Spec R. Toko kecil ini sengaja tak memakai VR38 milik GT-R35 karena ukurannnya yang jumbo. Sementara sasis silvia terbilang mungil.
Yang mengejutkan juga, ada Mitsubishi Starion dipasangi engine RB26 yang sama. Dimobil ini, mesin bawaan GT-R34 itu dipasang berikut girboksnya. Sehingga banyak penyesuaian, yang bikin pengerjaannya molor berbulan-bulan.
Untuk diketahui, pasaran mesin RB26 ber-turbo dijual hampir 10 ribu dolar Amerika, termasuk girboks dan wiring-nya. Sementara untuk mesin VR38DETT angkanya hampir dua kalinya. Harga itu belum termasuk pemasangan.