Bangkrut Ketiga kalinya, Pabrikan Velg BBS Tak Bisa Imbangi Permintaan Pasar

0
- Advertisement -

Tipe Super RS tetap jadi model velg BBS legendaris

Pabrikan velg aftermarket Jerman, BBS, kembali menelan pil pahit. Pasalnya merek yang mempopulerkan varian Super RS ini kembali mengalami kebangkrutan untuk ketiga kalinya. Diketahui faktor pandemi Covid-19 berdampak pada produksi dan distribusi velg ke seluruh jaringan distributor. Perusahaan telah mendaftarkan status kepailitan ke pengadilan, untuk melakukan restrukturasi kembali dari keterpurukan.

Laman resmi autoevolution menulis, BBS telah menyerahkan berkas kebangkrutannya ke sebuah pengadilan di Jerman pada 16 Juli 2020 lalu. Dalam berkas tersebut, dituliskan BBS mengalami kebangkrutan dikarenakan menurunnya permintaan terhadap barang aftermarket belakangan ini. Selin itu, penjualan retailnya kian mengalami penurunan. Kondisi tersebut diperparah dengan terhentinya aktifitas produksi dan suplai bahan baku.

Karenanya, BBS tetap akan melakukan restrukturasi ulang membangkitkan kembali perusahaan. “Kami memiliki waktu untuk perubahan di masa yang akan datang. Namun kami akan bekerja sama sekuat tenaga untuk mempertahankan merek BBS yang legendaris dan mengamankan masa depannya,” tulis pihak BBS di laman resmi bbs.com.

Sedikit informasi, BBS sudah pernah mengalami kebangkrutan di 2007 dan 2011 lalu. Pada 2007, BBS mengalami kebangkrutan yang akhirnya mengharusnya pabrikan ini dibeli oleh perusahaan asal Belgia, Punch International. Kemudian pabrikan pelek asal Jerman ini kembali gulung tikar empat tahun setelahnya, yaitu di 2011. Hingga saat ini, diketahui BBS dimiliki oleh perusahaan asal Korea Selatan, NICE Holdings Co. yang sudah membeli pabrikan asal Jerman itu sejak 2015 lalu. Pabrikan velg aftermarket tersebut sudah mempekerjakan kurang lebih 1.200 karyawan di Amerika Serikat.

Padahal produsen velg aftermarket dengan desain klasik ini begitu digandrungi oleh para car enthusiast. Velg forged aluminium 2-piece ini  tersedia dalam beberapa kombinasi warna. BBS Super RS dengan diamond cut dan bagian tengah berkelir emas yang ikonik tersebut. Adapun tipe lainnya dari mulai FI-R, FI, LM, CI-R, CH-R II, CH-R Nürburgring Edition, SV, SR, CC-R dan  masih banyak lagi.

Pembuatan velg ini dilakukan dengan imbuhan teknologi tinggi tanpa memotong stok aluminium. Sebaliknya, aluminium ditempa untuk mempertahankan matriks kepadatan tertentu untuk memberikan kekuatan dan durabilitas saat berkendara, terutama untuk keperluan balap. Proses desain menggunakan FEM untuk mensimulasikan stres dan pola perilaku selama operasi nyata.

BBS adalah singkatan dari last names dua orang pendirinya Heinrich Baumgartner dan Klaus Brand yang memulai bisnis mereka pada bulan September 1970 sebagai pembuat plastic auto body parts. Sedangkan “S” adalah lokasi kantor pusatnya dimana kedua pendiri tersebut memulai bisnisnya. BBS adalah singkatan dari Baumgartner, Brand, Schiltach.

Didirikan di Jerman, BBS terus berkembang dari pembuatan suku cadang mobil 3 bagian menjadi velg untuk balap F-1. Memperingati 25 tahun mereka pada tahun 1995, perusahaan merayakan kejuaraan Formula Satu Michael Schumacher ketika memboyong  kemenangan menggunakan velg BBS. Sejak 1995, BBS secara konsisten terpilih sebagai “Merek Terbaik” oleh “Sports Auto” dari Jerman setiap tahun.

Sejak didirikan 1970 silam, salah satu penghasilan utama dari BBS bukanlah dari penjualan roda OEM maupun aftermarket, tapi dari banyaknya pembayaran royalty atas portfolio paten yang mereka miliki, termasuk hak paten yang pertama dan terbesar didunia untuk konstruksi velg secara modular, baik 2 maupun 3 pieces. Selain itu BBS merupakan yang pertama didunia menggunakan bahan aluminum untuk produk roda mereka, disamping sebagai penemu metode penggunaan titanium, berilium dan emas pada roda kendaraan

Lantas, siapa kali ini yang bakal menolong pabrikan velg ternama asal Jerman di masa terpuruknya?

- Advertisement -