YouTuber Garasi Drift beberapa waktu lalu mengumumkan akan mengundi Supergiveaway berupa satu unit Ignis “Time Attack” pada event virtual modifikasi, Indonesia Modification Expo (IMX 2020) 10 Oktober mendatang. Dipo dan Ziko, punggawa Garasi Drift memodifikasi Suzuki New Ignis dengan acuan proper yang nyaman dipakai harian, serta bergaya “Time Attack”.
Tahukah kalian apa itu “Time Attack”? Time Attack sebenarnya mengacu pada salah satu jenis balapan digemari para petrolhead di Jepang dan Amerika yang pertama kali muncul pada dekade 1960-an. Aturannya sederhana, pengendara hanya mengitari sirkuit sebanyak tiga kali. Pertama untuk mengenal jalur untuk menerapkan teknk mengemudi, lalu pada lap 2 dan lap 3 mulai dihitung waktu tempuh mengitari 1 lap penuh. Secara teknis Time Attack hanya menghitung satu kali lap, namun diambil waktu tercepat.
Para pembalap bersaing untuk mendapatkan waktu putaran terbaik dengan jumlah lap terbatas. Time Attack mengharuskan mobil memulai start dalam kondisi rolling start penuh setelah lap pemanasan di mana mereka harus berakselerasi secepat mungkin untuk menentukan seberapa cepat mereka memasuki putaran waktunya.
Jenis balap satu ini memiliki sebutan berbeda tiap negara. Misalnya di Jepang dan Amerika Serikat (AS), biasa menyebut dengan nama Time Attack, Tuner Battle Ground atau Super Lap. Sedangkan di Australia mengenal dengan dua sebutan Super Lap dan Track Attack. Sampai ajang prestisius World Time Attack Championship.
Di AS, Time Attack dikenal lewat ajang National Auto Sport Association Time Trial (NASA TT). Program kompetisi otomotif nasional ini memanfaatkan seri regional berdasarkan format time trial.
Time Attack di AS dikenal dengan sebuah jargon “Time attack is: good driver, no slicks, break record, car setup, and super lap battle.” Ungkapan tersebut bisa diartikan juga kalau tenaga mobil, tampilan atau merek tertentu tidak lah penting. Skill pengemudi adalah yang utama, sama seperti sebutan Dominic Torreto yang diucapkan di scene awal film the Fate of The Furious (2017) . “ it doesn’t matter what’s under a hood. the only thing that matters is who’s behind the wheel”.
Di Jerman, ada juga kompetisi serupa , “German Time Attack Masters”. Sejak digelar pada 2013 hingga 2017 kejuaraan ini terdiri dari empat event. Awalnya yang dipakai adalah sejumlah mobil JDM, hingga akhirnya sesi Time Attack Bisa diikuti dengan pilihan mobil lebih variatif.
Sedangkan di Indonesia sendiri, Time Attack pernah digelar oleh RFT Motorsport (Rizal dan Rifat Sungkar) dan AMM (Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto Management) bertajuk Fastron Gold Time Attack 2011. Gelaran Time Attack yang digelar di sirkuit Sentul menunjukan geliat baru motorsport di Indonesia.
Tapi di sejumlah kota di Indonesia biasanya Time Attack digelar oleh komunitas. Para penggila kecepatan dan penggemar sirkuit serasa menemukan hal yang pas untuk melampiaskan hasrat berkompetisi.
Tidak adanya Roll Bar serta masih ringannya peraturan di time attack yang digelar tersebut diminati para pemula atau mereka yang mau mencoba sensasi balap. Maklum sampai saat ini masih banyak yang ingin menggeber mobil harian namun enggan melubangi komponen standar mobil untuk memasang Roll Bar.
Tak hanya itu saja, komunitas time attack secara perlahan juga sudah mulai terbentuk. Bisa dilihat dari animo peserta yang selalu membuncah setiap penyelenggaraan.
Saat itu hanya ada 3 pembagian kelas. FFA (free for all), gerak roda depan (FWD) dan gerak roda belakang (RWD). Masuk dalam kategori FFA yakni mobil-mobil dengan penggerak semua roda (all wheel drive) dan memiliki kapasitas mesin di atas 1.500 cc. Aturan tersebut sedikit longgar untuk mewadahi mobil harian yang banyak dipakai bermobilitas. Selain itu, mobil dengan imbuhan turbo beradu dalam kelas berbeda.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut, para peserta harus memiliki Kartu Izin Start (KIS). Patokannya, KIS tersebut harus motorsport roda 4. Secara teknis saat gelaran akan dipakai 2 macam sirkuit. Sirkuit pertama mengambil lokasi di parkiran mobil (paddock) bagian belakang. Setelah itu baru masuk ke sirkuit, sirkuit pertama dipakai untuk sesi kualifikasi, dilanjut ke sirkuit besar, tapi hanya driver yang lolos kualifikasi bisa masuk sirkuit besar. Dari tiap kelas hanya diberi jatah 15 mobil yang lolos kualifikasi.
Selain sistem kualifikasi, ada juga sistem handicap penambahan waktu. Ketentuan ini diberlakukan bagi deretan mobil yang memiliki kapasitas mesin di atas 2.000 cc dan driver yang masuk kategori seeded. Handicap ini ditetapkan 0,5 detik per kilometer. Umpamanya, seorang driver seeded mengemudikan city car bermesin 1.500 cc akan dikenakan tambahan waktu 0,5 detik per kilometer. Sedangkan driver yang menggunakan mobil berbermesin di atas 2.000 cc, maka handicapnya jadi 1 detik per kilometer.