Identik Dengan Kei Car, Suzuki Pernah Berjaya di Ajang Reli Internasional

0
- Advertisement -

NMAA News – Pabrikan otomotif asal Jepang berlomba-lomba menjajal ajang motorsport dengan merilis line-up kendaraan bermesin ganas. Pasalnya, berkiprah di kompetisi balap internasional merupakan ajang pembuktian produk mereka sekaligus meningkatkan citra brand di mata international. Bahkan, kesuksesan mereka juga merambah ke penjualan parts racing di pasaran.

Bagi pabrikan Suzuki mengikuti kejuaraan motorsport dunia tak dipikirkan sebelumnya. Pabrikan memfokuskan produksi untuk mobil harian. Lebih jauh, Suzuki mulanya memproduksi mesin tenun melalui Suzuki Loom Works pada 1909. Melihat bisnis otomotif semakin diminati, akhirnya Suzuki memulai debut dalam bisnis otomotif pada 1951 ini memulai produksi kendaraan bermotor.

Foto: global suzuki

Seperti merilis unit mobil niaga, city car, Kei Car dan  SUV 4×4. Karakter mobil lansiran Suzuki secara umum dikenal dengan bodinya yang kompak, irit bahan bakar dan cocok untuk bermobilitas harian.

Kesuksesan Nobuhiro Tajima menggunakan mobil berbasis Suzuki Escudo di Pike Peaks menjadi awal kepercayaan Suzuki. Akhirnya, pada 1986 Suzuki mendirikan divisi balap bekerjasama dengan Monster Sport. Tuner satu ini merupakan bagian dari Tajima Motor Corporation yang didirikan mantan Nobuhiro Tajima sebagai mantan pembalap dan manager tim Suzuki yang  akrab dijuluki oleh media saat itu Monster (Monsuta Tajima).

Dalam laman website globalsuzuki.com, Presiden dan CEO Suzuki Motor Corporation, Hiroshi Tsuda, mengatakan, keikutsertaan Suzuki dalam ajang motorsport Junior World Rally Championship (JWRC) dan World Rally Championship (WRC) adalah sebuah tantangan  untuk menurunkan kendaraan berbasis mass production yang dikalibrasi jadi mobil balap . Prospek kerjasama tersebut membuahkan hasil dengan berdirinya “Suzuki Sport” sebagai in house tuner resmi.

“Kami percaya bahwa dalam ajang motorsport, penting untuk menjaga semangat tantangan, apakah itu mengikuti penawaran model baru, mempertahankan tujuan tinggi untuk pengembangan teknologi baru, atau terus-menerus bertujuan untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik dalam ajang motorsport,” ujarnya

Pabrikan mesti mengenali karakteristik tiap mobil produksi agar dapat memastikan setiap perkembangan teknologi di mobil mereka.

“Ketika kami dapat mengenali mobil kami menjadi lebih baik dengan setiap langkah dan citra merek kami semakin kuat, kami telah memutuskan untuk mengambil langkah baru yang besar, peningkatan ke WRC, untuk memastikan momentum perusahaan kami, semangat pencarian yang tiada henti. tantangan baru, dapat dipertahankan dengan kuat dan dijalin secara mendalam ke dalam jiwa perusahaan kami dengan antusiasme baru yang segar,” terang Hiroshi Tsuda.

The Beginning 

Bersama Monsuta Tajima, Suzuki Sport  yang bermarkas di Kota Shizouka, Jepang. Divisi ini terfokus pada pengembangan mobil Suzuki di ajang motorsport ketimbang menjual varian performa seperti pabrikan otomotif lain. Tapi jangan salah, deretan line-up produk Suzuki menyimpan potensi besar untuk dipakai bersenang-senang di sirkuit. Awal sejarah meraka dimulai pada 2004, saat meluncurkan Suzuki Ignis 1600 pada ajang  Junior World Rally Championship (JWRC) saat itu.

“Pada saat entri JWRC kami, kami memiliki tujuan yang jelas, menjadi juara dalam tiga tahun. Sedangkan WRC adalah olahraga motor di level tertinggi, seperti Olimpiade untuk atlet. Jadi, sangat sulit untuk memprediksi hasil apa pun. Pertama dan terpenting, kita harus mencari tujuan yang tinggi dan maju dengan semangat tantangan yang kuat.

Divisi ini membuktikan ubahan signifikan untuk keperluan balap terutama ajang Rally. Padahal, umumnya mobil Suzuki memiliki ukuran kompak serta bobot yang ringan. Apalagi dengan tenaga bawaan yang cukup potensial yang dibenamkan pada unit kendaraan Swift dan SX4 dengan output tenaga bawaan bisa mencapai 110 dk serta torsi 133 Nm. Cukup potensial dibawa bersenang-senang di sirkuit.

Foto:e wrc.cz

JWRC sendiri merupakan kategori olahraga motor utama dunia untuk mobil Segmen-B. Mobil-mobil di JWRC sering disebut sebagai ‘hot hatchback’. Mobil utama disebut Super 1600 yang termasuk dalam Grup A kelas 6.

Banyak pembalap muda berbakat tumbuh dari JWRC telah melangkah ke WRC, misalnya; Sebastian Loeb, Dani Soldo dan sebagainya. Hingga kehadiran Per-Gunnar Andersson dari Suzuki World Rally Team yang mengikuti jejak pendahulunya.

Foto: favcars

Komposisi kelir kuning pada bodi seolah memiliki daya magis ketangguhan salah satu mobil favorit di arena JWRC kelas Super 1600. Terlebih JWRC sendiri merupakan kelas pebalap muda berusia kurang dari 28 tahun. Pengembangan dimulai dari tahun 2004. Swift Baru sudah menunjukkan kinerja tinggi selama pengujian. Itu membuat debutnya, lebih awal dari yang direncanakan, di Reli Finlandia pada Agustus 2005.

Foto: globalsuzuki.com

Guy Wilks berada di posisi ke-3 dalam debutnya. Tapi karena ini adalah mobil baru, memang perlu beberapa waktu untuk berkembang. Akhirnya kemampuan Guy Wilks di lintasan berbuah manis dengan meraih finis di posisi ke-2. PG Andersson, rekan setimnya, juga menunjukkan kecepatan Swift, dan menempati posisi ke-6 secara keseluruhan.

Start nyata Swift Super 1600 berawal pada 2006. Putaran pertama JWRC Rally Swedia membuahkan hasil bagi pebalap PG Andersson hingga berakhir di posisi ke-3 (29 poin) di trek Britania. Pebalap Urmo Aava berada di posisi ke-2 (31 poin), sedangkan Guy Wilks berada di posisi ke-4 (26 poin).

Sedangkan pebalap Suzuki Europe lainnya khusus musim ini, diantaranya;  Jaan Molder dengan raihan peringkat ke-9 (18 poin).

Foto: e.wrc.cz

Diatas kertas, spesifikasi mesin Swift Super 1600 menggendong mesin Water-cooled, in-line 4, DOHC, 16-valve. Mesin tersebut berkapasitas 1588 cc yang mampu menyemburkan tenaga sebesar 160kW (218ps) pada 8,750 rpm. Torsi maksimalnya mampu mengalirkan 186 Nm pada 7,250rpm. Komposisi tenaga dikawinkan dengan girboks sequential 6 percepatan dilengkapi dengan sistem penggerak differential depan multi pelat.

Set- up kaki-kaki menggunakan dua opsi berbeda. Untuk Tarmac, menggunakan velg 17×7.0J  berbalut ban 200/625. Sedangkan medan gravel mengandalkan velg 16×6.0J berbalut ban 195/70.

Mesin ini membantu pengemudi untuk melewati tahapan khusus 300 km yang sulit dengan kecepatan penuh. Bodyshell untuk pengerjaan satu mobil ditempuh dalam waktu sekitar 160 jam 3 mekanik profesional.

Selama musim 2008 Suzuki masih menurunkan mobil terbaiknya Suzuki Swift 1600 di ajang JWRC. Akan tetapi, tiap seri belum bisa mengantarkan pebalapnya ke puncak podium. Pereli bernomor 35 Michał Kościuszko, hanya meraih posisi ke-5 pada dalam raihan total seri JWRC. Masih menggunakan Suzuki Swift 1600, Michal mengantongi 22 poin.

Foto: crash.net

Akhirnya seri JWRC 2009 kembali mendatangkan kemenangan bagi Suzuki Sport. Di bawah kendali kokpit Michał Kościuszko finis di posisi kedua (42 poin). Disusul pebalap muda Suzuki Sport berkebangsaan Jerman, Aaron Burkartdi posisi ke-3 dengan raihan 39 poin.

Momen ini merupakan Kejuaraan Reli Dunia Junior (JWRC) ketiganya dalam tujuh tahun setelah finis dramatis di Irlandia. Suzuki juga menempati posisi ketiga dan keempat di kelas berkat Swift Super 1600s dari Simone Bertolotti di posisi ke-6 (26 poin).

Foto: globalsuzuki.com

Menariknya, ajang Reli Irlandia digelar sebagai acara pertama Kejuaraan Reli Dunia Junior 2009. Berbasis di kota Sligo, sebelah barat laut pulau itu, dekat pantai Atlantik. Bukan hanya berpacu mengontrol kemudi, saat itu kondisi cuaca yang tidak menentu harus dihadapi dengan total jarak 366,75 kilometer yang amat kompetitif.

Foto: carshowroom

Seri JWRC Turki 2010 kembali meraih hasil signifikan bagi Suzuki, Burkart kembali beraksi di kokpit kemudi Suzuki Swift 1600.  Sepanjang musim dingin, Suzuki Sport dan Suzuki Sport Europe telah melakukan upaya ekstensif untuk lebih meningkatkan keandalan dan kinerja Suzuki Swift S1600.

- Advertisement -