Membuka Jenjang Karier di Ajang Motorsport, Intip Deretan Sekolah Balap F1

0
Foto: Twitter @F1
- Advertisement -

Program pengembangan pebalap atau drivers development programs memang sedang ditekuni semua tim di f1, baik tim independen ataupun pabrikan. Tujuannya untuk mendapat pebalap muda dari seluruh dunia untuk mengembangkan mereka ke kancah balap F1.

Pebalap muda tersebut akan dibayar per tahun sebagai kontrak dan juga sebagai wadah menuju F1 yang notabene ajang balap mobil yang dicita-citakan. Baik itu akan berlanjut ke tim utama akademi mereka atau akan berlabuh ke tim lain yang merekrutnya. Simak akademi paling sering mencetak pebalap F1

Foto: formula1.com

Red Bull Junior Team

Didirikan 2001 silam, bisa dibilang Redbull Junior Team  jadi wadah tersukses membawa pembalap dai berbagai penjuru dunia untuk berkipralt di F1 dalam 20 tahun terakhir. Penjenjangannya kini lebih memang teratur, dari kancah F3 Eropa, F2, Super Formula Japan, dan akan berakhir ke F1.

Setelah naik ke kelas tertinggi, para pembalap debutan akan masuk ke Scuderia AlphaTauri sebelum diperhitungkan masuk tim utama, Red Bull Racing.

Pembalap jebolan Red Bull Junior Team yang sampai F1 2021 masih berkiprah adalah Daniel Ricciardo, Sebastian Vettel, Max Verstappen. Pierre Gasly, Carlos Sainz Jr, dan yang akan debut tahun ini adalah Yuki Tsunoda.

Meski bukan tim pabrikan, secara pendanaan Red Bull Energy Drink memang membuat banyak kesempatan untuk para pebalap menyalurkan minat mereka di trek lintasan F1. Tak sedikit dari mereka mengawali karier di tim binaan Red Bull kini hengkang ke rivalnya.

Foto: the irish time

FERRARI DRIVERS ACADEMY

Sebagai tim pabrikan paling bersejarah dan paling sering menang di F1, jelas Scuderia Ferrari F1 Team punya peran besar dalam mencari pembalap muda. Meski kental dengan idealisme italia, mereka tidak sungkan untuk merekrut pembalap bertalenta dan negara lain.

Ironisnya, banyak jebolan Ferrari Drivers Academy (FDA) yang tidak berlabuh di Scuderia Ferrari F1 Team Pembalap FDA pertama yang masuk ke F1 adalah mendiang Jules Bianchi pada tahun 2009. Setelah itu hanya beberapa yang bisa masuk ke F1 seperti Sergio Perez, Lance Stroll, Antonio Giovinazzi,

Foto: automobilesport.com

MCLAREN YOUNG DRIVER PROGRAMME

McLaren adalah salah satu tim yang paling gencar mencari bakat muda sejak 1998. Serius berkiprah di F1, memang sudah banyak menghasilkan pembalap akademi asal Inggris ini untuk naik ke kelas tertinggi.

Sejak 2020, alumni McLaren Young Drivers Programme yang mencapai F1 adalah Levwis Hamilton, Giedo Van Der Garde, Alexander Albon, Kevin Magnussen, Stoffel Vandoome, dan Lando Norris.

Akan tetapi, untuk F1 2021 ini sederet bintang F1 jebolan akademi tersebut hanya Lando Norris saja yang mengamankan slot sebagai pembalap reguler. Sedangkan Lewis Harmiltan masih menjalani negosiasi yang alot bersama Mercedes AMG Petronas, sedangkan Alexander Albon didepak sebagai reserve driver oleh Red Bull Racing usai posisinya digantikan Sergio Perez.

Kerap bekerja sama dengan beberapa pembuat mesin, membuat jebolan akademi McLaren ini direkrut ke tim yang sama mesinnya dengan mereka. Seperti saat McLaren bekerjasama dengan Honda, maka Alexander Albon bisa bergabung dengan Scuderia Toro Rosso Honda. Kala masih bersama Mercedes, mereka bisa membawa Hamilton masuk ke tim pabrikan Jerman itu.

Sampai akhir 2020 bersama Renault, mereka juga bekerja sama dengan Renault Academy kala mengembangkan bakat mendiang Anthoine Hubert yang meninggal 2019 saat kompetisi F2 Belgia. Kini hanya Sergio Sette Camara, pembalap F2 binaan McLaren yang punya peluang naik ke F1 2022.

- Advertisement -