Pasar Mobil Bekas 2021 Diprediksi Naik, Carsome Hadirkan Kemudahan dan Anti Repot

0
- Advertisement -

NMAA News – Platform jual-beli mobil bekas online, Carsome, hari ini (19/1/2020) merilis hasil survei intenalnya Carsome Consumer Survey yang mengupas tren pasar mobil bekas di masa pandemi Covid-19. Menurut Delly Nugraha, General Manager Carsome Indonesia dalam kesempatan secara virtual bersama media menjelaskan, hasil survei carsome tersebut bakal menjadi ‘insight’ yang akan dilakukan pihaknya selama 2021 ini.

“Pasar mobil bekas diprediksi naik, terutama menjelang pertengahan tahun ini. Situasi pandemi juga membuat masyarakat jadi enggan dan waspada naik kendaraan umum. Akhirnya dengan budget yang ada, mereka cenderung melirik mobil bekas sebagai sarana transportasi yang aman dan nyaman buat aktivitas hariannya,” tutur Delly.

Prediksi kenaikan permintaan mobkas, menurut Delly juga seiring bangkitnya kondisi perekonomian secara makro. Di mana beberapa industri dan layanan jasa sudah memulai aktivitasnya dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. “Dengan keterbatasan finansial yang ada, konsumen banyak beralih ke mobil bekas sebagai alternatif mobil baru. Carsome hadir memudahkan konsumen mobkas dengan praktis dan aman,” imbuh Delly.

Namun dalam menjual mobkas, tambah Delly, tidak semudah yang dibayangkan. Menjual mobil bekas memiliki sejumlah tantangan. “Tiga tantangan terbesar yang dihadapi responden dalam menjual mobil bekas sebelum PSBB adalah ketidakpuasan dengan harga (38%), kesulitan keuangan sehingga kesulitan menjual mobil yang masih dalam periode kredit (29%), serta harus menunggu transfer kepemilikan mobil yang cukup lama (26%),” lanjutnya.

 

Setelah PSBB, menurut hasil survei Carsome, tantangan terbesar yang dihadapi responden dalam menjual mobil yang masih kredit adalah kesulitan keuangan (51%). Sementara transfer kepemilikan mobil yang tertunda dan ketidakpuasan harga mendapat persentase yang sama yaitu 31%.

Menjawab tantangan tersebut, Carsome sebagai platform e-commerce mobil terintegrasi terbesar di Asia Tenggara, berupaya memberi solusi menyeluruh bagi para pemilik dan dealer mobil bekas. Hal itu dilakukan Carsome dengan mengelola seluruh proses penjualan, mulai inspeksi menyeluruh di 175 titik, pembayaran cepat, dan tanpa pengurusan dokumen berbelit.

Dengan demikian, Carsome menawarkan pengalaman menjual mobil yang mudah dan antirepot. Carsome juga memanfaatkan teknologi dan analitik data yang konsisten diperbaharui untuk mendapatkan pemahaman konsumen yang lebih baik.

Kemudahan yang ditawarkan Carsome tersebut semakin dilirik konsumen, sesuai temuan survei yang menunjukkan bahwa platform jual-beli mobil bekas online semakin populer setelah periode PSBB. Persentase masyarakat Indonesia yang tertarik menjual mobil secara online meningkat 34%, dari 53% sebelum PSBB menjadi 71%.

Hasil survei yang dilakukan pada Oktober 2020 ini mengindikasikan semakin pesatnya digitalisasi pasar mobil bekas karena platform online dirasa mampu memberi kemudahan dan kenyamanan dalam menjual mobil bekas. Pada 2021 ini, menurut Delly, Carsome berencana meluncurkan model bisnis business-to-customer (B2C) di Indonesia untuk memberi pengalaman jual-beli mobil bekas yang lebih terintegrasi.

Model bisnis ini memungkinkan Carsome bisa menawarkan mobil secara langsung ke konsumen, tentunya dengan nilai jual terbaik dan kualitas terjamin. Sebelum di Tanah Air, Carsome telah memperkenalkan segmen B2C mobkas tersebut di pasar otomotif Malaysia pada Agustus 2020.

- Advertisement -