NMAA News – Seperti kendaraan bermesin konvensional, banyak kendaraan listrik dikembangkan untuk jarak jauh dan berpenumpang lebih dari satu orang. Pada faktanya, kebutuhan mobilitas lebih banyak terjadi di pusat kota dan wilayah sub-urban yang menopang kota besar. Kebutuhan transportasi akhirnya banyak terjadi pada lintas kota dan sub-urban, yang mana tidak sedikit di antara mereka memakai alat transportasi secara mandiri, bukan massal.
Seiring makin mahalnya bahan bakar fossil yang menjadi penopang kendaraan bermesin konvensional, kendaraan listrik makin menjadi alternatif yang efisien. Kebutuhan mobilitas di perkotaan yang relatif jarak pendek, lebih menguntungkan dan ramah lingkungan dengan kendaraan listrik. Termasuk saat seperti terjadi pandemi atau wabah, kendaraan listrik menjadi solusi ampuh yang murah dan amah lingkungan karena bisa diandalkan untuk jarak pendek dan menengah.
Memang, kendaraan roda dua bisa diandalkan, namun tidak semua orang mau untuk naik motor yang tentunya menghadapi banyak masalah pula di jalan. Karena itu pula, akhirnya muncul ide menghadirkan konsep kendaraan mungil (minicar) yang mengandalkan penggerak motor listrik yang ditenagai baterai dan berkapasitas maksimum 2 orang serta bisa memuat barang bawaan.
Berangkat dari kebutuhan tersebut, Toyota Motor Corporation (TMC) berusaha mengakomodir kebutuhan mobilitas yang efisien, praktis, mungil, hemat energi dan ramah lingkungan, namun punya nilai dan fungsi lebih dari sekadar motor dengan harga terjangkau. Menurut Toyota, banyak perjalanan memakai mobil dilakukan dengan tidak lebih dari satu penumpang lain di dalamnya, dalam jarak relatif pendek dan dengan batas kecepatan seperti di jalan perumahan.
Hasilnya, hadir Toyota C+pod, sebuah minicar elektrifikasi bertenaga baterai sebagai sumber penggerak motor listrik. Perhelatan resmi pemunculan perdana Toyota C+pod dilaksanakan di Jepang, tepat hari Natal (25/12/2020) tahun lalu. Pihak TMC menyatakan minicar ini dikembangkan sebagai bagian proyek Toyota yang mencakup kendaraan listrik baterai (BEV) seperti iRoad roda tiga, dan COMS mirip Segway. Menurut TMC, C+pod ditujukan untuk penggunaan jarak dekat perkotaan setiap hari atau dapat dimanfaatkan penggunaannya oleh pelaku usaha yang harus mengunjungi pelanggannya secara teratur.
Tidak seperti Toyota iQ sebelumnya, Toyota C+pod berkapasitas dua kursi dengan penggerak motor listrik magnet permanen tunggal yang berada di belakang. Motor listrik ini ditenagai paket baterai lithium-ion 177,6 volt/9,06 kWh yang terletak di dek depan bawah kursi. C+pod mampu meraih kecepatan tertinggi 60 km/jam (37 mph) dan jarak tempuh sekitar 150 km (93 mil) tiap sekali mengisi daya penuh.
Satu kali pengisian daya membutuhkan waktu 5 jam menggunakan pengisi daya 200 volt/16 amp, atau 16 jam menggunakan unit 100V/6A. Toyota C+pod juga berkemampuan menyuplai listrik ke rumah saat listrik rumah mati. Untuk fungsi generator ini, C+pod mampu menyalurkan listrik selama pemadaman hingga 10 jam melalui stopkontak sebagai aksesori tambahan.
Fitur lain dari kedua versi termasuk pegas strut coil depan dan suspensi independen pegas kumparan balok torsi belakang; Lampu kepala dan ekor LED; Sistem Keamanan Pra-Tabrakan yang mendeteksi kendaraan, pejalan kaki dan sepeda lain; dan sistem berbasis sonar yang membantu menghindari tabrakan dengan dinding atau benda diam lainnya pada kecepatan rendah.
C+Pod ditawarkan dalam dua model: X dan G, dengan bobot masing-masing 670kg dan 690kg. Sementara masing-masing (1.477 dan 1.521 lb), dengan panel bodi plastik membantu menjaga bobot tetap rendah. Saat ini C+pod hanya tersedia untuk pasar Jepang. Harga C+pod tipe X dihargai 1.650.000 yen (sekitar USd 15.935), C+pod tipe G dilabeli harga 1.716.000 yen (sekitar USD 16.572).
Foto: Toyota