NMAA News – Dampak gempuran pandemi Covid-19 berimplikasi terhadap hampir setiap lini kehidupan masyarakat. Tak terkecuali bengkel modifikasi spesialis mobil Off-Road, HDT Motorsport yang juga beradaptasi dengan demand baru di ranah otomotif.
Ketika Tim NMAA menyambangi lokasinya di Jalan Kopo No. 322, Bandung, Senin (9/2/2021). Aktivitas bengkel tidak terlalu disibukan oleh lalu lalang para montir. Tampak sebuah mobil sedan Eropa lansiran lawas sedang menelan ‘doping’ agar mesinnya makin bertenaga.
“Selama pandemi ini kita masih tetap survive ngoprek-ngoprek kecil atau sedikit berat ya pasang turbo kayak mobil ini. Bagaimanapun juga tetap masih bisa beraktivitas di bengkel walaupun tidak sesibuk seperti sebelum pandemi,” buka Muhammad Luthfi punggawa HDT Motorsport.
Masa pandemi Covid-19 tidak menjadi kendala untuk tetap menjalankan sejumlah treatment khusus untuk sejumlah komponen mobil harian maupun yang sudah dikalibrasi untuk keperluan kompetisi. Beberapa koleksi mobil di garasi bengkelnya terlihat serupa para veteran menghadap senja.
Apalagi menjelang sore, modifikator yang akrab disapa Avi ini sedang rehat dari rutinitas hariannya.
“Kita sebetulnya spesialis modifikasi Jip untuk kompetisi, hampir semua sektor kita kerjain. Malah kalau dipresentasekan sebanyak 95% Jip semua. Sisanya sedan atau mobil harian kayak sekarang ini,” ujar Avi.
Di HDT Motorsport para penggemar Jip bakal dimanjakan dengan selera modifikasi lebih personal. Apalagi Avi juga merupakan salah seorang atlet yang sudah malang melintang di dunia off-road sejak lama. Memulai kembali HDT sepeninggalan ayahnya pada 2017 silam seolah memberikan Avi ‘tongkat komando’ menyegarkan tampilan mobil Jip veteran kembali beraksi menjajal medan berat.
Ditambah, perjuangan ayahnya sejak merintis 1986 bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika harus merubah haluan menjadi bengkel khusus untuk servis harian.
“Tapi sekarang kita enggak bisa diburu-buru, kalau bangun mobil dari 0 itu bakal memakan estimasi waktu selama 7 bulan, baik restorasi atau modif. Beda mobil pastinya beda penanganannya kan, apalagi kita mesti belanja part, dapat konsep dan eksekusi,”imbuhnya sembari melanjutkan percakapan.
View this post on Instagram
Tak hanya itu, Pengiriman part dari luar negeri hingga ke bengkelnya kini membutuhkan anggaran lebih karena tingginya pajak Pengiriman dan perintilan lainnya. Bahkan, Avi mengatakan, sejumlah bengkel spesialis yang bergantung terhadap dunia motorsport juga terdampak. Tidak ada opsi alternatif selain vakum atau tutup.
Padahal Avi mengaku, walaupun sudah berkecimpung lama di ranah otomotif dan modifikasi, ikhwal mengelola bengkel masih tergolong baru. Terkadang dia masih memetakan solusi dan mengembangkan kreatifitasnya dengan terus menggali potensi yang dimiliki.
Menurut Avi, dalam menganalisa pemicu kerusakan pada komponen tertentu saat ini cenderung mudah, misalnya di mesin atau girboks pun sekarang tinggal scan. Tapi, proses komputerisasi tersebut berpotensi buruk jika asal memvonis kerusakan, hingga dapat memicu ECU korslet.
“Bedanya kalau ngerjain mobil berbasis mekanikal masih bisa pakai prediksi. Misalnya kayak kemarin, ada jimny datang pas di kontak enggak ada apinya. Runut dulu dari mulai coil, distributor, delco, pokonya dipapay heula (ditelisik dulu ),” jelas Avi .
Event Balap Nasional
Avi memaparkan selagi kondisi masih sama, dia tidak banyak berharap. Asalkan masih bisa mengembangkan HDT Motorsport selagi menolak vakum dari kanah off-road yang telah membuat ayahnya, pebalap senior H. Dadang Tobul bangga. Luhfi dan adiknya, Muhammad Zaki mampu berprestasi di bidang motorsport.
“Sudah setahun Kejurnas juga batal terus. Terakhir event di Tanjung Lesung sama Meikarta. Harusnya sih Maret nanti bisa digelar. Tapi belum pasti juga,” keluh Avi.
Ia melanjutkan, kepengurusan IMI yang baru diharapkan dapat bersikap solutif. Misalnya seperti Rally Dakar atau WRC masih bisa berlangsung. “Kita masih nunggu keputusan dari ketua IMI baru. Padahal sekarang ini bergeliat lagi sprint rally atau rally, pas mau dibuat event balap keburu pandemi,” lanjut Avi.
Sejumlah persiapan yang mesti dilakukan sebetulnya sudah mendapat titik cerah. Avi menyontohkan, ajang Meikarta 3 in 1 yang menggabungkan tiga cabor sekaligus masih bisa dilakukan
“Pas Meikarta itu ada Satgas Covid, para peserta diminta hasil swab. Kalau sekarang satu tim itu terdiri dari driver, navigator sama mekanik 3 orang juga udah bisa jalan sebetulnya,”menurut Avi.
Satu momen dimana Avi begitu yakin untuk terus bergelut di bidang balap off-road adalah ketika dia menjajal balap dengan kategori under dalam ajang Djarum Rookie Chalenge 2008. Meski bersaing dengan seniornya Eri Rinjani dan Eko Prasetyo, dia mampu mencatatkan waktu finis tercepat. Hingga memboyong juara 1 dalam kelas Rookie.
Padahal, saat itu merupakan titik awal permulaan memasuki kancah motorsport. Ditambah, hanya meminta restu dan arahan ayahnya melalui saluran telepon.
“Momen itu jelas enggak bakal terlupakan, jadi pas ngobrol di telepon itu cuma minta arahan sama ngejelasin kondisi treknya. Terus, berbekal restu orang tua bilang, begitu start jangan emosi lakukan yang terbaik,” kenangnya.
Karenanya, berawal dari situlah membangun kepercayaan diri untuk terus menggeluti dunia motorsport hingga sekarang.
“ Iya buat saya, motorsport itu passion, walaupun sekarang hanya jadi navigator. Terpenting masih bisa menjaga lingkup pertemanan dan tetap bisa berkontribusi untuk ajang motorsport nasional,”tutupnya.