Setelah Vakum Beberapa Tahun, Pegiat Modifikasi Akan Bangkitkan Kembali Car Scene di Bandung

0
Foto: Ist @willyfwd
- Advertisement -

NMAA News – Beberapa tahun belakangan ini, skena modifikasi roda empat di Bandung dinyatakan hiatus. Selain nihilnya gelaran modifikasi, kurangnya regenerasi yang memunculkan pemain baru jadi pemicunya.

Padahal, car scene di Bandung selalu terdepan dalam melahirkan banyak karya inovatif. Selain itu, barometer car meet berupa ngopdar atau sekedar berkeliling di ruas jalan besar di Bandung terhitung pada 2010 lalu. Hingga akhirnya terfragmentasi menjadi beberapa kegiatan inklusif komunitas.

“Kalau ditanya kenapa bisa nihil, saya dengan beberapa rekan yang sering modifikasi juga belum tahu penyebab pastinya. Justru kita sekarang lagi coba hidupin lagi car scene dengan menggarap kegiatan kecil saja. Terpenting bisa membuka ruang kemungkinan supaya skena modifikasi itu bisa lebih heterogen. Mobil hanya medianya saja,” buka salah satu pegiat skena modifikasi sekaligus punggawa F*ck Wheel Dude, Willy Mohammad, kepada NMAA Media.

Dalam upaya menghidupkan kembali skena modifikasi yang terdiri dari rumah modifikasi, bengkel spesialis, modifikator hingga petrolhead harus berjalan secara mandiri. Apalagi kondisi paling banter, pergerakan car scene cenderung stagnan atau kehilangan eksistensi.

“Padahal dulu setiap hari Jumat mobil keren pada mejeng di cucian mobil, biar malamnya bisa ikut ‘jumat gaul’. Walaupun ga saling kenal, karena kita satu aspal  dan main mobil, itu bisa saling berdampingan,”imbuh Willy sembari menggali ingatan.

Kondisi tersebut, diakui Willy hilang dengan sendirinya. Dia memetakan car scene mulai hiatus memasuki 2017 yang ditandai dengan transisi budaya dari kegemaran atau style yang berbeda.

Foto: Gesrexgang

“Sebelumnya kita tahu sendiri, kalau ngebangun mobil itu banyak mengandalkan part custom, seiring berjalannya waktu kehadiran part aftermarket tersedia. Alih-alih bisa memangkas waktu ketika membuat project car, ternyata disadari atau tidak berpotensi juga membuat orang jadi ansos. Enggak betah lama-lama di bengkel buat mendapat tampilan sesuai selera modifikasinya,”papar Willy.

Bermodalkan medsos ditambah berbagai atribut penunjang seperti hashtag atau mention saja sekarang sudah dianggap gaul. Tak hanya itu, Willy membeberkan, kurangnya regenerasi di komunitas semakin membuat lesu skena modifikasi. Meski hal tersebut berbeda dengan modifikasi motor.

Bahkan, Willy melanjutkan, sejumlah car meet up yang sempat digelar masih didominasi para pemain lama. “Salah satu cara yang perlu ditekankan adalah memberikan ruang untuk mengapresiasi karya para pegiatnya itu sendiri, kalau bisa dibuat lebih kreatif lagi,” lanjut Willy.

Ia berharap, kedepannya sejumlah pegiat skena modifikasi bisa berinisiatif membuat acara secara lokal. Dapat merangkul lebih banyak pemain modifikasi, bukan hanya komunitas merek mobil tertentu saja, kolaborasi lintas komunitas diperlukan untuk ini.

“Ayo kita mulai dengan hal yang mudah dilakukan dulu, enggak usah bikin yang gede buat mengejar tataran pretensiusnya saja. Bandung ini pelopor car meet up di Indonesia,” seru Willy.

Pada kesempatan yang sama, punggawa media otomotif GesrexGang Zikri Zime mengatakan hal senada, beragam dinamika yang terjadi di car scene saat ini menunjukan kalau ke depannya bisa lebih solid dan menghasilkan karya modifikasi supaya lebih kompetitif.

“Saat ini media juga harus bisa merangkul car scene, kita bareng lagi bikin acara lokal. Sebisa mungkin dengan jejaring pertemanan dan solidaritas, car scene bisa tumbuh kembali. Jangan terlalu oportunis, kita juga masih bisa kok idealis dengan style dan passion yang digemari,”cetus Zikri.

Zikri kembali menggali momen ketika car scene di Bandung sedang banyak disorot. Bahkan, Jumat gaul saat itu jadi ajang memperluas lingkup kekerabatan hingga berbagi formula khusus membuat mobil begitu impresif.

“Dulu itu kalau weekend sejumlah jalan besar di Kota Bandung seperti Jalan Diponegoro, Jalan Cikapayang, atau Jalan Dago jadi ‘panggung’ mobil-mobil keren lho. Saya berharap supaya kedepannya kita bisa hadirkan momen itu kembali,”terang Zikri.

Karenanya, Zikri mulai merangkul kembali sejumlah car enthusiast yang memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan car scene dan beberapa sarana penunjangnya. ” Karena itu saya mulai membuka pembicaraan dengan tokoh modifikasi berpengaruh seperti a Willy dan beberapa lainnya,”lanjut Zikri.

Menurut dia, langkah tersebut minimal dapat membuka kembali memorabilia para pelaku modifikasi di Kota Bandung. Ditambah, butuh sarana apresiasi baru yang kini sudah terkonsolidasi.

“Kalau saya fokus di visual, supaya bisa menyorot orangnya dan ide apa yang dia punya. Tujuannya supaya bisa ngerangkul dan memotivasi secara personal. Agar hasilnya maksimal juga media lokal atau fokus di otomotif bisa merangkul para pemain otomotif yang bahkan kini sudah menyatu dengan gaya hidup mereka,”harapnya.

- Advertisement -