NMAA News – Skena drifting tanah air diketahui hadir sejak 2010 silam melalui gelaran Achilles Drift Battle. Saat itu keterbatasan fasilitas tempat latihan, kesiapan mobil dan kemampuan berkendara belum memadai.
Dalam sesi talkshow di gelaran IIMS Virtual x Shopee 2021, Project Director Rudy MF, Kamis, (25/2/2021). Mengulas skena drifting tanah air dengan salah seorang pegiat drifting sekaligus founder Orange Racing Comitee Team, Amroe Wahyudi mengatakan, aksi ‘mobil menari’ termasuk dalam kegiatan illegal karena dilakukan di jalan raya dengan tikungan tajam atau bundaran.
“kalau kita flashback drifting itu sebelum 2010 sudah ada. Tapi kalau bicara ajang drifting proper itu dimulai pada 2011 di IIMS tepatnya kompetisi Drift War. Saat itu bisa disebut satu-satunya pameran otomotif yang dipadukan dengan ajang motorsport di Asia Tenggara,” kenang Amroe Wahyudi.

Di awal perkembangan tersebut para penggemar drifting masih terus berupaya membawa Drift atau akronim dari Drive Rightly in False Turn hadir lebih proper dari segi kelengkapan, kegiatan hingga tempat latihan. Akhirnya, seiring banyak promotor yang mulai melirik aksi motorsport dan hiburan ini banyak mulai diselenggarakan di sejumlah lokasi strategis sekitar Jakarta.
” Secara kronologis mulai banyak kompetisi drifting pada pada 2011, 2012 yang bekerjasama dengan dapurpacu.com, lalu 2013 melalui IIMS Gymkhana War,” urai Amroe.
Amroe memiliki pengalaman yang membawanya ke dunia drifting tanah air hingga sekarang. Ia menceritakan ketika pertamakali menjajal aksi drifting di trek pegunungan di Jepang semasa berkuliah di negara matahari terbit pada penghujung dekade 90’an.

Sepulangnya ke tanah air, Amroe dipercaya untuk berkontribusi di dunia otomotif terutama sejumlah kompetisi balap yang digelar di Sentul. “Nah kemudian saya berpikir, kenapa saya harus meninggalkan dunia drifting sementara banyak calon drifter yang memiliki niat, keinginan dan kesempatan untuk maju melalui jalan ini,” ungkapnya.
Ide tersebut akhrinya membuat ia tergerak untuk menyediakan tempat latihan drift dan slalom di bilangan BSD Tangerang, Banten. Tempat tersebut diperuntukan khusus untuk berlatih drifting, slalom hingga test drive terhitung sejak 2018 lalu.
View this post on Instagram
Sebidang eks tanah parkiran milik PT Sinarmas Land dikembangkan oleh Orange Racing Committee menjadi Edutown Arena Orange Racing School (EARS). Bermula pada 2018 lalu, lokasi tersebut sempat digelar acara otomotif. Sejak diresmikan menjadi EARS, lokasi ini kerap menjadi tempat favorit para atlet untuk ‘memanaskan’ mobil mereka.
“Kami membuka kelas drifting dan slalom yang memberikan materi khusus supaya mereka (para pemula) teredukasi dengan baik dan benar. Karenanya untuk menciptakan kondisi latihan lebih inklusif, kita hanya membatasi kuota sebanyak lima orang dalam satu hari. Sudah termasuk pelatih, mobil dan tentunya trek latihan,” terangnya.
View this post on Instagram
Sejumlah teknik dasar yang dipelajari berasal dari teknik drifting secara generik. Seperit teknik small donut, big donut, dan figurate. Selain itu, tersedia juga simulator agar semakin mantap mempraktekan teknik drift di mobil aslinya. ” Kelas lanjutan ada juga initiation dan cliping point. Kalau sudah menguasai teknik-teknik tersebut dengan sigap dan percaya diri sudah bisa kita sebut dia seorang drifter,” ulas Amroe.
Saat ini EARS dibuka untuk dua kelas, antara lain drifting dan slalom. Dua atlet motorsport akan menjadi mentor adalah Lucky Reza (drifting) dan Valentino Ratulangi (slalom). Kedua coach ini akan berbagi ilmu mulai dari basic sampai expert. Pembelajaran diberikan melalui teori dan praktik dengan kurikulum yang sudah ditetapkan.
Sejauh ini murid sekolah drifting dan slalom di EARS diantaranya berasal dari semua latar belakang. Bahkan, salah seorang murid termuda yang masih duduk di bangku sekolah sudah mampu melahap teknik drift profesional.