Tekad Michelin Kembangkan Ban Ramah Lingkungan Masa Depan

0
Foto: Michelin
- Advertisement -

NMAA News – Seiring penggunaan dalam jangka waktu panjang, ban menghasilkan polutan yang dapat menimbulkan efek buruk bagi lingkungan. Gesekan antara ban dari material karet dengan permukaan jalan secara terus menerus menghasilkan timbal sesuai bahan produksinya. Semisal fosil atau minyak hingga menjadi karet sintetis.

Guna mengantisipasi dampak buruk tersebut, Michelin sedang mengembangkan produksi ban sustainable atau dapat didaur ulang. Hal tersebut memperhitungkan dampak buruk terhadap lingkungan di kemudian hari.

Ban ramah lingkungan tersebut pertama kali dikenalkan sebagai sebuah konsep pada 2017 yang disebut Vision. Vision merupakan ban tanpa udara, saling terhubung, dapat diisi ulang, dan diproduksi secara berkelanjutan.

Presiden Direktur Michelin Indonesia, Steven Vette mengatakan pengumuman tersebut mewakili komitmen kuat Michelin terhadap upaya memproduksi ban berdasar prinsip berkelanjutan.  Saat ini, semua entitas Michelin di berbagai negara termasuk Indonesia sedang mengerjakan berbagai inisiatif untuk menciptakan operasi bisnis yang lebih berkelanjutan.

Foto: Michelin

“Sebagai sebuah perusahaan, kami memikirkan masa depan mobilitas yang berkelanjutan dan beroperasi sejalan dengan nilai-nilai inovasi dan tanggung jawab lingkungan kami,” kata Steven.

Hingga sekarang, hampir 30% komponen yang digunakan dalam pembuatan ban di Grup Michelin sudah dibuat dari bahan baku alami, daur ulang, atau bahan berkelanjutan.

Hal tersebut diakui oleh pabrikan Michelin dengan menyiapkan alternatif bahan produksi.  Seperti karet sintetis, logam, serat, dan komponen yang memperkuat struktur ban, seperti karbon hitam, silika, dan peliat (resin, dan material lain).

Dengan menggunakan teknologi tinggi, komponen tersebut digabungkan dengan proporsi tertentu. Sehingga interaksi bahan-bahan tersebut menghasilkan keseimbangan optimal antara kinerja ban, kemampuan mengemudi, dan keselamatan.

Michelin juga didukung kemitraan dengan perusahaan lain yang inovatif dan memiliki komitmen yang kuat terhadap lingkungan, seperti Axens, IFP Energies Nouvelles, Pyrowave, Carbios, dan perusahaan asal Swedia, Enviro yang telah mengembangkan teknologi untuk memulihkan karbon hitam, minyak pirolisis, baja, gas, dan bahan baru untuk memproduksi ban berkualitas.

Michelin juga mendukung pola perputaran ekonomi dengan partisipasinya dalam konsorsium European BlackCycle. Proyek ini dibiayai oleh Uni Eropa yang menyatukan 13 mitra sektor publik dan swasta untuk merancang proses produksi ban baru dari ban yang sudah habis masa pakainya.

- Advertisement -