NMAA News – Sistem bayar tol nirsentuh belakangan ini ramai diperbincangkan. Penerapan sistem transaksi tol nirsentuh berbasis Multilane Free Flow (MLFF), ditargetkan dapat mempermudah pembayaran akses jalan tol di Indonesia.
Disitat dari berbagai sumber, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Danang Parikesit menjelaskan ada beberapa keuntungan yang akan didapatkan masyarakat saat MLFF diterapkan.
“Solusi ini telah sukses diterapkan di Hongaria selama lebih dari tujuh tahun terakhir, yang dikelola oleh Hungarian Toll Services Company (NUZs). Pengalaman di Hongaria, solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat,” kata Danang.
Ketika sudah diimplementasikan, setiap kendaraan atau pengguna jalan tol akan diperkenalkan dengan perangkat e-Obu melalui aplikasi gawai, Onboard Unit (OBU) atau tiket perjalanan (road ticket) bagi yang hanya sekali jalan.
Setelah viralnya video 21 detik yang menunjukan minibus Gran Max sedang menerabas pintu palang tol di beberapa jejaring medsos beberapa waktu lalu, Danang mengatakan, skema bayar tol tanpa henti tidak akan lagi dilakukan uji coba setelah pemerintah menetapkan pemenang lelang sistem tol MLFF.
“Saya kira setelah lelang itu berproses tidak ada lagi uji coba. Dan semua badan usaha tidak lagi melakukan uji coba karena sudah ditunjuk pemenangnya oleh pemerintah,” kata Danang dalam sesi webinar, Rabu, 24 Maret 2021.
MLFF terbagi menjadi 3 jenis teknologi di antaranya Radio Frequency Identification (RFID), DSRC (dedicated short-range communication), dan Global Navigation Satellite System (GNSS). Adapun jenis teknologi yang akan diterapkan Roatex adalah berbasis GNSS.
GNSS inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggantikan mesin pembaca uang elektronik. GNSS merupakan sistem pembayaran yang menggunakan alat yang dipasang di mobil dan dibaca lewat satelit.
Nantinya saat mengapliksikan GNSS tak perlu memasang infrastruktur, seperti gerbang tol. Karena, dilengkapi dengan alat yang dipasang di mobil (OBU – dalam bentuk aplikasi smartphone) yang menerima sinyal GNSS dari satelit secara berkala untuk jadi bahan perhitungan posisinya dan disimpan sebagai CDR (Charges Data Record).
Data ini kemudian akan dikirimkan ke perangkat TSP (Toll Service Provider) melalui jaringan wireless (GPRS, umts, dsb) untuk memverifikasi jalur tol yang digunakan dan menghitung tarif yang akan dibebankan ke pengguna.
Adapun, pemerintah sendiri telah menetapkan perusahaan asal Hongaria, Roatex Ltd Zrt sebagai pemenang lelang sistem bayar tol nirsentuh berbasis MLFF, dan BPJT telah meneken perjanjian kerjasama dengan PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).