NMAA News – Seiring meningkatknya kualitas produk industri otomotif dan modifikasi nasional senada dengan kompetensi yang mengacu dalam standarisasi nasional. Karena itulah diperlukan kerjasama lintas pihak untuk menempuh tujuan tersebut.
National Modificatior & Aftermarket Association (NMAA) selaku asosiasi yang menaungi produsen aftermarket dan modifikator lokal mengemban peran penting dalam keberlangsungan ekosistem sehat industri otomotif dan modifikasi.
” Salah satu jalur yang bisa dilakukan kita bisa mencontoh cara kerjasama lintas industri. diikuti kemampuan anak bangsa dalam menghasilkan produk kreatif dan inovatif,” buka Andre Mulyadi dalam sesi Business Forum “Potensi Penggunaan Komponen Dalam Negeri Berteknologi Tinggi” di ruang Ballrom Aston Tropicana Hotel, Bandung, Kamis (8/4/2021).
Sesi forum antar pelaku industri yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementrian Perindustrian (Kemenperin) turut menghadirkan pihak dan instansi berbagai macam bidang untuk saling berbagi wawasan terkait ranah industri manufaktur nasional.

Sebagai salah satu bidang dengan potensi besar, modifikasi kini sudah menjadi sebuah lifestyle yang mulai merambah ke pengguna kendaraan. Hal tersebut memerlukan sebuah pengembangan lebih lanjut diantaranya berkolaborasi dengan sektor lain di bawah naungan ILMATE Kemenperin.
“Kami (NMAA) sedang terfokus untuk meningkatkan kompetensi para bengkel spesialis menjadi seorang tuner berkelas dunia. Perumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) yang digarap dengan Kemenperin RI jadi salah satu medium yang bisa mewujudkan produk modifikasi berkualitas sekaligus mendorong Indonesia menjadi salah satu barometer modifikasi dunia,” terang Andre.
Melalui platform Indonesia Modification Expo, NMAA senantiasa memotivasi para pelaku industri aftermarket merilis produk terbaru. Terhitung sejak awal diselenggarakan IMX 2018 lalu, Indonesia memiliki expo modifikasi sendiri. Bahkan pada 2020 lalu gelaran IMX yang diadakan secara virtual yang mampu menghadirkan terobosan event otomotif virtual pertama di Indonesia.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan, Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono menyambut baik langkah tersebut. Diharapkan dapat mencetak tenaga kerja baru yang memiliki kompetensi dan fleksibel terhadap tuntutan zaman.
Dalam waktu dekat ini, Kemenperin RI mengatur ketentuan local purchase sebagai syarat penerima insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) tidak ditujukan untuk salah satu pabrikan, melainkan untuk mendorong industri secara keseluruhan. Dengan local purchase 70 persen dan ketentuan local purchase untuk mobil 2.500 cc sebesar 60 persen.

“Pastikan juga sudah disesuaikan dengan kondisi yang cocok diimplementasikan di Indonesia, terutama sesuai dengan karakternya. Kita semua pastinya paham sebuah kolaborasi justru mampu melampaui keterbatasan di tengah gempuran teknologi saat ini. Pentingnya SDM dengan kompetensi khusus juga mempermudah para industri manufaktur untuk banyak memproduksi produk dengan kandungan lokal sesuai ambang batas produksi,” tanggap Sony.
Tingginya keinginan perusahaan manufaktur dalam mewujudkan ikhtiar mendorong komponen lokal dianalogikan seperti menancapkan pondasi kokoh untuk mamangkas ongkos produksi, distribusi dan pengembangan.
“Bahkan, beberapa pabrikan otomotif semisal Toyota dan Suzuki ini sedang mewujudkan lokalisasi untuk produknya sekaligus mendorong investasi. Pertama-tama dengan menempatkan bidang research dan development di Indonesia,” lanjut Soni.

Hal senada dikatakan juga oleh Shodiq Wicaksono selaku Procurement, Design Development & Quality Assurance Director PT Suzuki Indomobil Motor. Pihaknya mengatakan akan senantiasa bekerja sama terkait pengembangan SDM hingga menjangkau para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Indonesia, selain itu program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) yang diinisiasi pemerintah.
“Kami selalu support aturan pemerintah, dan jelas selalu mengembangkan produk-produk yang bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Seiring dengan keputusannya di beberapa produk ramah lingkungan bisa disambut baik oleh konsumen. Semisal produk hybrid atau yang lainnya. Kami juga membuka segala potensi dan tendensi ke arah sana dan kolaborasi dengan bidang industri lainnya,” ujar Shodiq.
Head of Cost Management PT. Suzuki Indomobil Motor, Hady Halim khususnya mindset dari para pelaku industri otomotif dan modifikasi.
“Mayoritas dari pehobi modifikasi biasanya punya passion yang kuat, sehingga budget itu biasanya nomor dua. Hal ini merupakan challenge tersendiri sebagai cara tumbuh kembang sebuah produk dengan nilai kompetitif,” tandas Hady Halim.