Ini Dia Cerita Kombinasi Restorasi Modifikasi Gokil Sebuah Mercy “Kebo” Setengah Abad!

0
Foto: Ist: retouchpro / IMX 2020
- Advertisement -

Dalam menggarap pengerjaan teknis mobil tua biasanya dikenal dua proses. Pertama adalah restorasi untuk meremajakan tampilan mobil dengan komponen aslinya, kedua adalah modifikasi atau mengubah kondisi standar mobil secara custom.

Nah, bagi rumah modifikasi Retouch Pro di jalan BKR No. 101 Bandung, kedua proses tersebut adalah rutinitas harian mereka. Menariknya, semua dilakukan dengan detail dan total. Maka tak heran jika untuk sebuah proyek pengerjaan mobil bisa menghabiskan waktu relatif panjang, dengan hasil super memuaskan.

“Selain cari part yang langka untuk restorasi, kita juga mencoba bereksplorasi dengan mengadopsi part modern. Biar sesuai dengan konsep awal ketika sebuah mobil dibuat, juga menambahkan improvisasi melalui modifikasi,” ujar Artura, koseptor rumah modifikasi Retouch Pro. Hal tersebut terlihat dari hasil pengerjaan Mercedes-Benz 280 SEL “kebo” kelahiran 1970 ini.

Foto: Ist: @retouchproautowerkz at IMX 2020

Modifikator yang terbiasa menggarap project restorasi tersebut mengerjakan project bersama dengan salah seorang tuner andal dari ZC Distromotive, Chris Zibek. Menariknya, owner Mercy klasik ini menginginkan agar mobilnya kembali menjadi sebuah “mesin waktu“di masa kejayaannya dulu.

“Awalnya konsep mobil ini hanya ingin direstorasi, karena kenangan orang tuanya saat menikah. Nilai historis tersebut yang dijaga. Lalu dia ragu dan bingung mau di restorasi di mana, akhirnya mempercayakan project restorasi di bengkel Retouch Pro yang membangun dari nol. Terakhir, mobil ini pernah di repaint 10 tahun lalu,” ungkap Zibekk. Terbukti ketika mobil ini tampil di Indonesia Modification Expo (IMX) 2020 pada 10 Oktober lalu, cukup menyita perhatian.

Menariknya langkah restorasi yang dijalankan Mercy “kebo” ini agak berbeda. Untuk mengembalikan tampilannya, dilakukan dengan menambahkan sejumlah part modern. “Konsepnya restorasi, sama seperti tampilan barunya di dekade 1970-an. Tapi kita buat spesial dengan ubahan signifikan yang nyaman dipakai harian. Sesuai konsepnya, ingin meremajakan mobil dengan tahap restorasi,” terang Artura.

Sejumlah bagian eksterior mengalami rework dengan pengelasan karena umur. Selain itu, kondisi cat yang sudah kusam juga turut diganti, meski masih sama-sama coklat gelap seperti bawaan.  Sejumlah panel bodi, pintu, bumper depan dan belakang masih mengandalkan bawaan mobil. Tak terketinggalan lampu utama lengkap dengan wiper membuat mobil terlihat lebih kelas.

Foto: IMX 2020

Senada dengan eksterior, bagian interior dibuat lebih nyaman mengandalkan sejumlah komponen orisinal. Menurut Artura, Mercedes-Benz memiliki kualitas parts yang terbilang baik, tak heran meski usia mobil sudah menginjak setengah abad kondisi interior tak banyak yang rusak. “Untuk kabin dibuat nyaman dengan merestorasi sejumlah panel, dasbor, dan audio. Khusus jok mobil kita tambah kembali busa agar lebih nyaman sama seperti versi asli sekitar 90%. Sementara karpet memakai produk aftermarket impor,” paparnya.

Di balik kap mesin, sejumlah komponen diganti dengan yang baru termasuk overhaul dan sandblasting agar tampilannya segar dan menjaga  performa tetap  prima. Sistem perkabelan dan kelistrikan diperbaharui dengan produk kekinian agar tetap bisa bekerja dengan baik. Pengerjaan restorasi juga menjaga konsep “attention to detail”, lantaran semua restorasi dilakukan dengan mengacu pada standar pembuatan Mercy baru di zamannya, termasuk menyentuh bagian kolong mobil tampak seperti baru.

“ Kami mengumpulkan spare part nya dan karena beberapa part harus pesan dari luar negri.Mobil ini langka karena merupakan Long series 280. Meski memakan waktu pengerjaan yang cukup lama, tapi pemiliknya tetap sabar untuk hasil maksimal,” kekehnya.

Foto: IMX 2020

Yang menarik, di balik tampilan klimis hasil restorasinya, komponen kaki-kaki seperti suspensi dan rem mengalami ubahan. Velg bawaan di-custom menjadi 17 inci dengan lebar 8-9 3-pieces, dibalut dengan ban berukuran 225/45R17.  “Velg base nya intra 14 inci memang biasa dipakai mercy seusia ini. Kurang lebih prosesnya dipotong dan diaplikasikan dengan lips dan barel menjadi ukuran yang sedikit lebih lebar,” jelas Artura

Suspensi klasik bawaan diganti menggunakan sistem suspensi udara Airlux Suspension. “ Kita pakai air-sus 4 titik, tapi disetel untuk penggunaan 2 posisi saja, jadi depan kiri-kanan kerja bersamaan dan belakang kiri-kanan juga naik-turun bersamaan pakai remote,” bilang Artura lagi.

Foto: IMX 2020

Memasuki tren membangun mobil klasik, Zibekk dan Artura menyetuji kalau di tahun-tahun mendatang mobil klasik merupakan sebuah aset yang mesti dilestarikan dan dijaga. “Sekarang tren nya mulai membangun mobil classic karena mobil baru kebanyakan sudah terlalu tinggi harga nya , dan mobil classic kalo sudah bagus menjadi nilai lebih sehingga menjadi investasi selain hobby,” tambah Zibekk

Hal senada dikatakan juga oleh Artur, menurutnya, Mercy setuan ini dengan sejumlah komponen modifikasi terbilang murah dan minimalis.

“Karena dengan modifikasi bergaya apapun pasti harus mengeluarkan effort yang besar. Kecuali kalau masih beranggapan semua mobil bisa menerapkan gaya modifikasi jenis apapun tanpa memikirkan hasilnya. Hal ini berkaitan juga dengan SKKNI lebih baik membuat standar untuk modifikator agar hasilnya istimewa modifikasi tidak harus mahal,” tutup  Artur. Gokil!

- Advertisement -