Lanjutkan Tips POWERS, Rifat: Jangan Lupa, Cek Selalu Komponen Karet di Mobil

0
- Advertisement -

NMAA News – Setelah minggu lalu membahas aspek sistem elektrikal dari sebuah kendaraan, maka bahasan tips POWERS (Petrol & Papers, Oil, Waters, Electrical, Rubber, dan Safety) yang disampaikan Rifat Sungkar ini berlanjut topik berikutnya, yakni aspek Rubber, atau semua komponen berbahan karet yang ada di sebuah kendaraan.

Karena sifatnya yang cenderung labil dan tidak kuat menahan panas tinggi, maka komponen karet yang menempel di komponen mobil juga butuhk perhatian khusus. Usia pakai komponen berbahan karet lebih pendek dan butuh pergantian agar fungsinya tetap optimal.

“Usia komponen mobil dari bahan karet memiliki masa pakai lebih pendek dibanding material logam. Namun justru komponen karet sering kurang mendapat perhatian. Terlebih yang menyangkut karet, kebanyakan orang hanya lebih fokus melihat sektor ban saja,” ungkap Rifat.

Menurut brand ambassador Mitsubishi Indonesia yang juga pereli nasional ini, ketika pemilik mobil bicara soal karet di mobil, seharusnya tidak hanya ban saja, tapi termasuk urusan karet yang melekat di mobil. Seperti karet pintu, karet kaca, pelipit kaca pintu, bushing suspensi, mounting mesin dan bodi, paking karet mika lampu, hingga karet bilah wiper.

Karet Ban

Disampaikan Rifat, unsur karet yang paling mudah dilihat dan banyak diulas adalah ban. Menjadi penting lantaran menyangkut unsur safety dan kenyamanan berkendara. Soal ban bisa juga menjadi awalan untuk memahami sektor rubber di kendaraan.

“Ban itu sangat ringkih, dilematis, dan gak semua ban kadaluwarsa itu jelek. Ban bisa habis masa tugasnya kalau sudah lewat batas waktu. Karena itu saat membeli ban, pastikan kode produksinya yang biasanya diwakili 4 angka. 2 angka di depan menunjukkan minggu ke berapa di produksi dalam tahun tersebut, 2 angka berikutnya menunjukkan 2 angka terakhir tahun produksi,” jelas Rifat.

Bila membeli mobil baru produksi 2020, maka pastikan kondisi bannya juga masih baru. Perhatikan kode tersebut di atas. 2 angka terakhir dari kode tersebut harus angka ’20’. “Ini menunjukkan tahun produksi ban tersebut adalah tahun 2020 juga. Kalau 2 angka sebelumnya itu minggu ke berapa ban tersebut diproduksi,” papar Rifat.

Untuk mengecek, coba raba permukaan ban. Akan mudah terlihat apakah karetnya masih fresh atau sudah keras atau getas. Kalau diraba terasa sudah keras, berarti grip ban tersebut kurang optimal. Bahkan bisa juga kurang meredam suara terpaan tapak ban dengan aspal.

Dalam mempertahankan kondisi ban agar tetap baik, lakukan rutin pemeriksaan tekanan angin ban, lalu lakukan spooring dan balancing bila perlu. Kalau jarang di-spooring untuk kelarasan roda, maka tingkat keausan ban akan cepat, dan habisnya bisa tidak merata.

Untuk ban tipe directional atau asimetrikal, pastikan pemasangan ban tidak boileh salah taruh. Biasanya pattern-nya mengarah putaran roda ke depan. Jadi, jangan terbalik memasangnya yang bisa menyebabkan hilangnya grip ban ke aspal. Ban directional sangat dianjurkan ditukar secara periodik agar tingkat keausan tetap sama.

Ban radial biasa itu sebenarnya ban biasa yang bisa digunakan di semua titik ban. Ditemukan di kendaraan Smal MPV dan City Car sebagai jenis ban universal. Ban radial universal bisa crossing pemasangannya karena bannya bisa dipakai semua arah. Saat ini, APM rata-rata mengusung ban simetrikal universal karena lebih baik buat konsumennya.

Rifat juga mengingatkan, jangan sampai mengabaikan kondisi ban serep. Kalau sudah jauh melewati ambang batas keselamatan di jalan raya, dan sering terlewatkan pengecekannya, bisa jadi ban serep tersebut sudah getas dan kering sehingga rentan pecah retak rambut, bahkan bisa meletus.

“Untuk mobil yang dilengkapi ban serep konvensional, saya sarankan cek dan lihat tekanan angin bannya. Ban serep walau enggak dipakai, tekanannya bisa saja turun. Terlebih bila ban sudah cenderung getas dan pentilnya kurang bagus. Idealnya, beri tekanan angin di kisaran 35-40 PSi untuk ban serep. Sengaja lebih keras karena tersimpan lama dan kemungkinan berkurang tekanannya,” jelas Rifat.

Karet Wiper

Untuk karet wiper, sering terjadi kelalaian untuk diganti. Padahal kondisi karet wiper yang sudah tidak bagus bisa dilihat secara kasat mata dan hasil sapuan air di kaca. Kondisinya mudah dilihat saat wiper dioperasikan.

“Saya terbiasa ganti karet wiper setiap ganti musim kemarau ke musim hujan. Walau jarang dipakai, tapi karena sudah kebiasaan, saya ganti saja wipernya. Terpaan panas sinar mentari saat parkir di tempat terbuka cukup mempengaruhi kegetasannya. Meski jarang dipakai, tapi sekalinya dipakai namun sapuannya tidak maksimal itu cukup mengganggu visibilitas saat hujan,” jelas Rifat.

Di pasaran, banyak tersedia berbagai jenis karet wiper dan model batang wipernya. Ada yang dijual eceran, ada yang komplit sepasang. Jenis karet wiper ada yang dari karet asli dan silikon, silakan pilih tergantung keinginan. Untuk silikon, perawatan lebih sulit tapi bisa bertugas lebih baik. Di cuaca panas, sangat mempengaruhi kelenturan karet wiper. Bahan silikon tidak maksimal seperti karet dalam hal kelenturannya namun lebih tahan lama.

Karet Pintu

Untuk karet pintu, sebenarnya tidak banyak yang harus dilakukan untuk perawatannya. Karet pintu lebih untuk membantu kekedapan suara di kabin dari intrusi suara luar, menjaga pintu duduk mantap di frame-nya, mencegah bunyi beradu antara pintu dan frame-nya, dan mencegah masuknya air hujan atau air cucian mobil di sela rongga pintu dan frame.

Cek selalu posisi karet pintu apakah sempurna berada di posisinya. Karet pintu robek atau copot, biasanya lebih karena gesekan dengan tubuh seseorang saat masuk kabin. Sesekali bisa mengecek kelekatan lem atau pelipit karet yang menjaga karet tidak lepas. Bila sedang di kabin lalu terdengar ada suara luar yang makin mengganggu, bisa jadi ada karet pintu dan jendela sudah tidak rapat atau robek.

Berikut tips lanjutan dari Rifat untuk perawatan dan pengecekan karet-karet di mobil:

  1. Musuhnya karet adalah suhu panas. Semakin sering parkir di tempat terbuka yang terkena sinar matahari, maka karet-karet mobil semakin gampang getas dan aus.
  2. Kotoran yang menempel pada karet, terlebih di karet wiper, saat hujan akan membuat karet tidak bekerja optimal, gampang mengeras, dan efek lebih gampang getas.
  3. Gunakan pembersih cairan bersilikon khusus karet yang banyak tersedia di pasaran.
  4. Lakukan secara rutin rotasi ban mobil.
  5. Selalu pastikan tekanan angin tidak kurang dan tidak berlebih serta sesuai rekomendasi pabrikan.

 

- Advertisement -