Mazda Beri Perhatian pada Pergeseran Preferensi Konsumen dan Arah Strategi Produk 2026

0
Mazda CX60 Pro
- Advertisement -

NMAA News — Memasuki akhir 2025, pasar otomotif nasional menunjukkan dinamika yang semakin kompleks. Pergeseran struktur permintaan, sebagaimana tercermin dalam laporan GAIKINDO Q3 2025 dan analisis PwC Indonesia, menandai perubahan preferensi konsumen yang kini lebih selektif dalam mengambil keputusan pembelian kendaraan.

Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, Ricky Thio, menilai bahwa keputusan membeli mobil di Indonesia tidak lagi bersifat tunggal. Selain sebagai alat mobilitas harian, kendaraan juga dipandang sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup. Menurutnya, kondisi ini memperlihatkan pertemuan antara kebutuhan rasional dan aspirasi emosional konsumen.

Di tengah kompetisi yang dinilai semakin sehat pada Q3 2025, Mazda mencatat performa yang relatif stabil. Pada Oktober 2025, penurunan market share Mazda tercatat 0,12%, lebih rendah dibanding sejumlah merek Jepang lain yang terkoreksi hingga 2–3%. Pada level ritel, kontraksi di segmen premium mencapai 39–44% untuk beberapa kompetitor, sementara Mazda berada di kisaran 29%, ditopang model seperti CX-5, CX-3, dan Mazda3 Hatchback.

Mazda melihat konsumen Indonesia kini semakin memperhatikan Total Ownership Cost (TOC), yang mencakup biaya perawatan, administrasi, hingga nilai jual kembali. Namun, aspek rasional tersebut berjalan beriringan dengan faktor pendukung lain seperti reliabilitas, efisiensi, keamanan, kenyamanan, serta nilai emosional dari desain dan pengalaman berkendara.

Filosofi KODO Design dan Jinba Ittai menjadi pendekatan Mazda dalam membangun keterikatan emosional antara pengemudi dan kendaraan, tanpa mengesampingkan kelengkapan fitur dan efisiensi biaya kepemilikan.

Menatap 2026, Mazda memproyeksikan pemulihan industri secara bertahap, dengan potensi akselerasi pada semester kedua. Strategi ke depan mencakup segmentasi konsumen yang lebih presisi, penguatan kapabilitas tenaga penjualan, peluncuran sejumlah model baru—mayoritas SUV—serta investasi jangka panjang melalui pembangunan training center untuk mendukung ekosistem penjualan dan aftersales.

Melalui pendekatan ini, Mazda menempatkan diri sebagai merek yang menggabungkan pertimbangan logis dengan pengalaman emosional, sejalan dengan arah perkembangan pasar otomotif Indonesia.

- Advertisement -