NMAA News – Ajang IAA Mobility 2025 yang berlangsung di Munich, Jerman pada 6–14 September menjadi panggung debut dua karya unik dari MINI dan Deus Ex Machina.
Kedua merek berkolaborasi melahirkan dua one-off John Cooper Works (JCW) yang diberi nama The Machina dan The Skeg.
Masing-masing tampil sebagai perwujudan dua sisi berbeda: dunia balap reli klasik dan budaya selancar modern.
The Machina hadir dari basis MINI JCW bermesin bensin dengan aura reli era keemasan. Tampilan eksteriornya garang dengan fender melebar, lampu tambahan di kap, serta nomor legendaris “37” yang merujuk pada kemenangan Paddy Hopkirk di Monte Carlo Rally 1964.
Detail lain seperti simbol “T51” di kap menjadi penghormatan pada mobil Cooper-Climax yang dibesut Sir Stirling Moss.
Masuk ke dalam kabin, nuansa balap terasa lewat kursi bucket, panel pintu minimalis, lantai aluminium, hingga rem tangan hidrolik khas mobil reli.
Sementara itu, The Skeg mengambil basis MINI JCW Electric dan mengekspresikan jiwa pantai serta kultur surfing.
Desain eksteriornya memanfaatkan panel fiberglass transparan yang membuat bobot lebih ringan hingga 15 persen.
Warna perak-kuning segar, strap atap bergaya pengikat papan selancar, serta spoiler fleksibel yang terinspirasi bentuk surfboard membuat tampilannya unik.
Di interior, kursi bucket berlapis neoprene tahan air menghadirkan nuansa santai khas pesisir.
Kolaborasi ini bukan sekadar permainan desain. MINI dan Deus Ex Machina sama-sama ingin menegaskan filosofi kreativitas, ekspresi bebas, dan semangat autentik yang tidak terjebak standar produksi massal.
Head of MINI, Stefan Richmann, menegaskan bahwa kolaborasi ini merayakan inovasi serta passion yang sudah melekat pada DNA MINI.
Kedua mobil ini tidak untuk dijual atau diproduksi, melainkan ditampilkan sebagai karya seni otomotif.
Sebagai pelengkap, MINI juga merilis capsule apparel hasil kerja sama dengan Deus Ex Machina, menegaskan benang merah antara otomotif, lifestyle, dan fashion.
Dengan kehadiran The Machina dan The Skeg di Munich, MINI menunjukkan bahwa mobil bisa lebih dari sekadar alat transportasi, ia bisa menjadi medium ekspresi budaya, sejarah, dan gaya hidup modern.
