Dari AE86 ke GR86: Warisan Toyota dalam Dunia Motorsport Bersama Keiichi Tsuchiya

0
Keiichi Tsuchiya diapit Toyota AE86 dan Toyota GR86 di trek drift IDS x IMX
- Advertisement -

NMAA News – Keiichi Tsuchiya dan mobil kesayangannya Toyota Sprinter Trueno AE86 “Super Mame-Go” datang ke Indonesia Modification Expo (IMX) 2024 yang berlangsung 4-6 Oktober 2024 di ICE BSD.

Keiichi Tsuchiya memiliki ikatan yang mendalam dengan AE86. Pada tahun 1984, ia meraih enam kemenangan berturut-turut dalam balapan menggunakan Trueno, yang membawanya menjadi pembalap profesional. Kemenangan dalam kejuaraan All-Japan Championship dengan Trueno semakin mengukuhkan hubungan eratnya dengan mobil tersebut.

Meskipun Keiichi mengakui bahwa Levin juga memiliki tampilan yang menarik dan bobot yang ringan, ia merasa lebih cocok dengan Trueno.

Keiichi membeli mobilnya, yang ia sebut Mame-Go, lebih dari 20 tahun lalu seharga 280.000 yen (sekitar Rp 29 juta saat ini). Setelah membelinya, ia memodifikasi mesin secara maksimal, mengorbankan mesin 4A-GE dan 5A-GE dalam proses tersebut.

Keiichi Tsuciya bersama AE86 Super Mame-Go di IMX 2024

Keiichi kemudian meminta TRD untuk mesin yang lebih kuat karena saat itu ia harus bersaing dengan mobil seperti kompetitor pabrikan lain. Ia merasa kesulitan menghadapi mereka, sehingga memutuskan untuk memaksimalkan performa mesinnya.

Akhirnya, Keiichi memilih mesin 7A-G, yang terbukti tahan lama meski digunakan selama lima tahun tanpa perlu di-overhaul.

Pada awalnya, mobil ini tidak dilengkapi dengan AC dan sistem audio, yang tidak menjadi masalah saat Keiichi masih muda. Namun, setelah usianya mencapai 50 tahun, ia memodifikasi mobil sesuai dengan kebutuhannya, menambahkan AC dan mengganti jok bucket seat dengan jok yang dapat direbahkan untuk kenyamanan tubuh yang semakin tua.

AE86 yang Anomali

Toyota AE86 merupakan sebuah anomali dalam jajaran Corolla generasi kelima. Ketika model-model lain sudah beralih ke platform penggerak roda depan yang lebih modern, AE86 masih mempertahankan sasis penggerak roda belakang dari pendahulunya.

AE86 menjadi buruan bagi penggemar motorsport dan balapan yang menginginkan mobil cepat dengan konversi murah untuk balap Grup A. Mesin yang digunakan adalah 1.6 liter twin cam 16-valve (4A-GE) yang menghasilkan 124 hp.

Keiichi Tsuchiya beraksi drifting di trek IDS di IMX 2024 menggunakan AE86 putih

Produksi AE86 dibagi menjadi dua fase: Zenki (awal) dan Kouki (akhir). Fase Zenki dimulai pada Agustus 1983 dan berakhir pada Juli 1985, sementara fase Kouki berlangsung dari Agustus 1985 hingga Juli 1987.

Toyota GT86

Kehadiran Toyota GT86 diantisipasi dengan beberapa konsep mobil sebelum peluncuran resminya. Mobil ini dirancang untuk mengembalikan pengalaman berkendara klasik seperti AE86, dengan penggerak roda belakang dan mesin naturally aspirated untuk memberikan fokus penuh pada pengemudi. Platform dan bodi GT86 dikembangkan khusus, dengan desain yang mengedepankan aerodinamika dan stabilitas.

Mesin 2.0 liter boxer di GT86 merupakan unit baru dari Subaru, yang dikombinasikan dengan teknologi injeksi langsung Toyota D-4S. Meskipun menghadapi tantangan teknis, mesin ini mampu mencapai putaran tinggi dengan redline 7.400 rpm, menampilkan teknologi injeksi langsung yang canggih.

Toyota GR86

GR86 adalah penerus GT86 yang diluncurkan sebagai bagian dari lini global GR, bergabung dengan GR Supra dan GR Yaris. Dengan bobot yang lebih ringan berkat penggunaan aluminium, mesin 2.4 liter yang lebih bertenaga, dan sasis yang lebih kaku.

GR 86

GR86 mengadopsi mesin FA24 berkapasitas 2,4 liter yang menghasilkan tenaga 235 ps dengan torsi puncak 250 Nm. Keiichi sendiri sudah pernah merasakan GR86, dirinya bisa merasakan sensasi mesin 2,4 liter saat pertama kali menyalakannya. Torsinya pun jauh lebih melimpah dibanding generasi sebelumnya yang bermesin 2,0 liter.

- Advertisement -