Rifat Sungkar: Periksa Selalu Kondisi Pelumas dan Cairan di Kendaraan Mitsubishi Anda

0
- Advertisement -

NMAA News – Hal paling mendasar dalam merawat kendaraan adalah memperhatikan komponen bergerak dan unsur pendukungnya. Terlebih bagi pemilik kendaraan baru, si pemilik wajib membaca buku manual petunjuk penggunaan kendaraan agar bisa memahami seluk-beluk fitur dan cara perawatannya.

Salah satu unsur pendukung yang penting terhadap komponen bergerak adalah pelumas atau oli. Yakni mencakup pelumas mesin, transmisi, power steering hingga rem. “Penting bagi si pemilik mobil untuk selalu memantau kondisi pelumas tersebut agar perofrma kendaraan terjaga baik dan tetap prima,” ulas Rifat Sungkar, pereli nasional sekaligus Brand Ambassador Mitsubishi saat jumpa pers virtual dengan media, Rabu (30/9/2021).

Penggunaan dan pemilihan pelumas tersebut, menurut Rifat, harus sesuai rekomendasi pabrikan. Paling tidak dianjurkan untuk terus menggunakan produk genuine yang dikeluarkan oleh pabrikan. Selain menjaga mutu dan performa, juga agar masa jaminan garansi tidak hangus akibat memakai produk merek lain.

 

“Mitsubishi punya genuine oil untuk merepresentasikan kendarana kita. Yakni mencakup pelumas mesin, pelumas rem, pelumas transmisi dan gardan dan pelumas power steering. Semuanya ini sudah disesuaikan spesifikasi semua tipe mesin Mitsubishi. Peruntukannya untuk tiap model dibedakan atas tipe pelumas yang tercantum di kemasannya,” jelas Rifat.

Menurut Rifat, tips paling ampuh untuk menjaga kendaraan stabil adalah dengan melihat jarak tempuh atau pergantian. Untuk kendaraan Mitsubishi, kini sudah dilengkapi layar MID sebagai reminder penggantian bagi pemiliknya.

“Tapi ingat, penggantian oli dan waktu penggantian oli adalah dua hal berbeda kondisinya. Kalau oli masih bagus tetapi sudah lama dan tidak dipakai, tetap harus diganti karena racikannya sudah tidak bagus dan daya endapnya sudah tinggi. Harus perhatikan petunjuk buku manual. Usahakan ikuti panduannya, baik itu tepat waktu dan tepat penggantian,” tuturnya.

 

Saat ini di pasaran ada banyak tawaran menarik buat pilihan pelumas. Perlu diperhatiakan, spesifikasi pelumas di buku panduan. Misalnya, untuk Xpander adalah grade 0/20, Pajero 10/30 menjadi rekomendasi yang disarankan. pakailah oli sesuai panduan buku servis. Jangan coba-coba yang bukan rekomendasi agar bisa optimalkan program garansi kendaraan.

“Kalau kita sedang berada di rumah, saya saranin bolehlah paham sedikit keadaan mobil kita seperti apa. Untuk semua kendaraan pasti ada cara manual untuk cek. Di situ kita bisa cek dengan cara yang aman, mesin harus dingin. Ambi dipstick, cek level oli dan angkat setelah itu masukkan lagi, dan dicek kembali,” kata Rifat.

Ditambahkan Rifat, kalaupun ada oli menetes jangan ditambahkan dulu olinya. Oli menetes itu indikator penting kebocoran dimulai. Titik rembesan itu pasti lama makin membesar. Jangan menunggu karena bisa ‘terminal damage’.

Begitu pula minyak rem, tidak pernah ketahuan kapan rusaknya karena tidak bisa cek detail kerusakannya ada di mana. “Minyak rem ini patokannya kita punya jadwal saja. Jadwalnya kalau tidak 2 tahun ya 20.000 kilometer. Jadi rekomendasinya ganti minyak rem setiap 20.000 kilometer atau 2 tahun sekali,” ungkap Rifat.

 

Kalau minyak rem berkurang, bukan sekadar tinggal tambahkan saja. Ditegaskan Rifat, caranya tidak sesederhana begitu. Pasalnya, kondisi ini menandakan ada kebocoran dan harus dicek sekeliling sistem remnya. Atau, bisa jadi  mungkin ini sebagai indikasi kampas rem menipis dan harus ganti kampas rem.

Perhatikan pula, demi ingin meningkatkan performa rem, akhirnya memilih minyak rem tipe hi-grade. Rekomendasi Mitsubishi itu minyak rem DOT 3 sesuai standarisasi Amerika. Kadang, ada pemilik mobil ingin naikkan ke grade 5 atau 6 biasanya. “Saya bilang jangan, karena DOT tinggi itu biasanya buat high-performance. Itu cara salah, karena DOT tinggi itu lebih cair, jadi titik didih yang naik-turun akan berbeda dan berpengaruh pada kinerja rem,” imbuh Rifat.

Sementara untuk oli transmisi dan gardan, biasanya diasosiasikan sama, khususnya mobil berpenggerak roda depan (FWD). Kalau untuk gerak roda belakang (RWD) berbeda jauh jenisnya. Dikatakan Rifat, oli transmisi dan oli gardan berbeda tingkat kekentalannya. Oli transmisi biasanya bermain di SAE 40 sampai 90.

Sedangkan oli gardan punya spesifikasi berbeda. Salah oli, membuat di gardan muncul suara dengung. Begitu pula oli gardan dengan fitur LSD dan tanpa LSD itu juga berbeda. Jadi tetap mengaculah pada buku panduan, SAE oli apa yang paling cocok dengan spesifikasi komponen kendaraan.

Terakhir, oli power steering merupakan pelumas paling sensitif. Radius pemakaian 40.000 kilometer, pelumas power steering harus diganti. Dikatakan sensitif lantaran setiap kendaraan berbeda.

“Jangan lupa perhatikan jenis power steering-nya. Seperti Pajero dan Xpander punya peranti power steering berbeda. Xpander mengadopsi Electronic Power Steering (EPS), sementara Pajero masih menggunakan pompa biasa. Tetap, ada plus minusnya dari model power steering ini,” pungkas Rifat.

- Advertisement -