NMAA News – PT BYD Motor Indonesia memberikan klarifikasi terkait pemberitaan penutupan 20 diler BYD di Provinsi Shandong, China.
Penutupan tersebut disebabkan oleh krisis finansial internal yang dialami oleh mitra diler lokal, Shandong Qiancheng Holdings Co., Ltd., dan tidak berkaitan langsung dengan operasional BYD sebagai prinsipal.
Menurut Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia, Luther Panjaitan, “BYD saat ini memiliki lebih dari 4.000 diler aktif yang tersebar di seluruh China. Oleh karena itu, penutupan 20 diler tersebut tidak merepresentasikan kondisi keseluruhan bisnis retail BYD di pasar domestik,” jelasnya dalam keterangan resmi.
Sebagai bentuk tanggung jawab, BYD telah mengambil langkah positif dengan mengakuisisi beberapa diler di lokasi terdampak serta melindungi hak-hak karyawan dan konsumen.

Di Indonesia, BYD terus menunjukkan komitmennya dengan mencatatkan penjualan lebih dari 3.400 unit selama dua bulan pertama tahun 2025, meskipun pasar otomotif domestik mengalami perlambatan.
BYD juga telah meresmikan empat diler perdana Denza di Indonesia, yang berlokasi di Jakarta, Banten, dan Bali. Jumlah ini belum termasuk 40 showroom BYD yang saat ini tersebar di 21 kota di Indonesia.
Dengan respons pasar yang positif, BYD Group semakin optimistis untuk memperluas ekspansinya di pasar Indonesia.

Perusahaan juga berencana membangun pabrik dengan kapasitas produksi 150.000 unit mobil listrik per tahun di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2025.
Luther menegaskan, “Kejadian di China tidak memengaruhi upaya pemasaran, penjualan, maupun layanan purnajual BYD di Indonesia, BYD tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dan mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air,” tutupnya.