
NMAA News – Meskipun sebelumnya gagal dalam pencalonannya sebagai Perdana Menteri wanita pertama Jepang, Sanae Takaichi tetap dikenal sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di politik Jepang, sekaligus seorang pecinta otomotif sejati.
Kini, pada Selasa 21 Oktober 2025, Takaichi secara resmi dinobatkan sebagai Perdana Menteri wanita pertama Jepang.
Lahir dan besar di Prefektur Nara, Takaichi memulai perjalanan politiknya ketika terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Jepang pada 1993.
Sejak muda ia dikenal sebagai motorhead yang kerap menyetir sendiri mobil sport-nya khususnya mobil yang kemudian menjadi simbol kecintaannya pada otomotif: Toyota Supra 2.5GT Twin-Turbo Limited keluaran tahun 1991.

Sebelum Supra, Takaichi sempat mengendarai Toyota Celica XX, dan semasa menunggu Supra resmi dijual, ia bahkan memilih warna “Super White Pearl Mica” setelah menabung keras.
Mobil Supra yang dibelinya dilengkapi mesin 1JZ-GTE twin-turbo 280 PS, transmisi otomatis 4-percepatan, interior kulit burgundy yang langka, dan sejumlah aksesori penggemar otomotif seperti stiker TOM’s, antena diversity, navigasi Panasonic, dan ban Dunlop Le Mans 702.
Ia mengendarai mobil tersebut selama 22 tahun hingga akhirnya menyimpannya di bengkel lokal di Nara dengan jarak tempuh 77.000 km.
Ketika karier politiknya semakin padat, termasuk menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi pada era pemerintahan Shinzo Abe, mobil Supra itu jarang lagi digunakan.
Karena kondisi penglihatan yang mulai menurun dan pertimbangan citra publik (mobil sport tak terlalu “ramah lingkungan” untuk seorang politisi), Takaichi menempatkan mobilnya untuk disimpan namun tetap menjaga kedekatannya.

Bahkan mobil tersebut sempat diparkir di luar kantor kampanyenya di Nara saat ia mencalonkan diri sebagai PM sebelumnya, dan menjadi sorotan media.
Kini, dengan dukungan dari jaringan dealer Nara Toyota, Supra tersebut menjalani restorasi penuh dalam proyek yang dinamai “ST Supra 80” — “ST” untuk Sanae Takaichi, dan “80” merujuk pada peringatan 80 tahun berdirinya Nara Toyota.
Tim relawan sebanyak 10 orang (6 teknisi, 4 spesialis bodi & cat) mulai mengerjakan restorasi sejak 17 Februari dan dijadwalkan selesai musim gugur tahun ini.
Dengan terpilihnya Takaichi sebagai PM wanita pertama Jepang, kisah mobil Supra-nya menambah warna unik dalam catatan kepemimpinan nasional: bukan hanya pemimpin wanita pertama Jepang, tetapi juga seorang pemimpin yang memiliki jiwa otomotif dan kisah pribadi dengan mobil sport legendaris.
