NMAA News – Perkembangan industri otomotif tanah air berpotensi menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis industri otomotif dunia. Didukung wilayah yang luas dan pasar yang besar, sektor otomotif diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara signifikan.
Selain itu, bonus demografi pun menjadi faktor penting dalam mendukung strategi pemerintah menjadikan industri otomotif sebagai industri strategis dan prioritas. Untuk itu, PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dan Suzuki Supplier Club (SSC) berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian RI menyelenggarakan forum diskusi di Bandung (8/4) yang berfokus pada pencanangan program vokasi untuk SMK/universitas.
Menurut Shodiq Wacaksono, Managing Director PT SIM, forum diskusi diselenggarakan sebagai wadah perkenalan antara para pemangku kepentingan dan dunia pendidikan.
“Melalui forum ini Suzuki ingin mengenalkan industri otomotif ke sekolah dan universitas. Industri selalu membutuhkan tenaga kerja berkompetensi. Hal tersebut coba diwujudkan Suzuki melalui program vokasi. Peran ini amat krusial dalam menjaga daya saing dan eksistensi produk serta meningkatkan kemampuan dan kualitas industri otomotif agar lebih kompetitif di dunia.Terlebih lagi Suzuki sedang terfokus mengekspor produk-produknya ke berbagai negara,” ujar Shodiq dalam forum diskusi Kemenperin RI, Bandung (8/4).
Adapun para pemangku kepentingan yang hadir dalam forum tersebut di antaranya adalah Kemenperin RI, Pemprov Jawa Barat, sejumlah balai besar, pelaku usaha industri modifikasi dan kesehatan, serta SSC.
SSC sendiri merupakan kumpulan perusahaan pemasok komponen kendaraan Suzuki yang telah berdiri sejak 2018. SSC saat ini diketuai oleh Johan Tamsir, dan ketua bidang vokasi dijabat oleh Rudy Teo. Sementara untuk penggerak vokasi SSC adalah Tata H Widhisatmaka.
Keterlibatan SSC menjadi penting karena kualitas dan keunggulan kendaraan Suzuki tak lepas dari kualitas komponen yang diproduksi oleh seluruh perusahaan pemasok komponen dari industri kecil dan menengah. Suzuki sendiri menerapkan standar global untuk setiap komponen yang diproduksi pemasok, sehingga perusahaan pemasok membutuhkan tenaga kerja yang terlatih juga.
Forum diskusi ini menjadi momentum yang bisa dimanfaatkan SSC dan lembaga-lembaga pendidikan untuk menjalankan kegiatan vokasi di masa mendatang. Sehingga diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam menyiapkan tenaga kerja yang unggul di bidang otomotif.
Di sisi lain, forum diskusi yang juga dihadiri oleh Sony Sulaksono, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin tersebut diharapakan mampu menjadi wadah kolaborasi untuk menciptakan peluang-peluang lokalisasi produk dalam industri otomotif agar dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor.
Selain diskusi mengenai kondisi dan peluang otomotif Indonesia, dalam acara tersebut SSC juga menyerahkan 1 unit lab keliling berupa mobil alat ukur untuk digunakan oleh lembaga pendidikan sebagai yang bisa digunakan untuk pembelajaran siswa di sekolah.
“Kami harap kegiatan ini bermanfaat untuk memulai program-program vokasi lainnya serta memberikan informasi mengenai kondisi industri otomotif saat ini. Kami juga berterima kasih kepada Kementerian Perindustrian yang telah memungkinkan acara ini berlangsung sehingga mampu menjadi forum silaturahmi yang positif,” tutup Shodiq.