NMAA News – Saat 2000 GT dikembangkan, segmen otomotif dan modifikasi Jepang baru memasuki awal perkembangan pada 1950-an. Ditandai dengan riset dan pengembangan mobil performa tinggi saat itu, pabrikan manufaktur Jepang berkomitmen“keluar dari zona nyaman”. Pasalnya pabrikan otomotif saat itu hanya memproduksi kendaraan harian yang nyaman digunakan untuk bermobilitas, hemat bahan bakar dan dibanderol dengan harga murah.
Ide tersebut terlaksana selama beberapa tahun hingga Nissan berani merilis Datsun 240Z versi Jepang . Sebelumnya, bisa ditelusuri unit kendaraan roadster Datsun Sports yang dikhususkan untuk melahap trek balap. Bersamaan dengan gelaran Prix pada 1960,unit kendaraan yang berlaga didominasi mobil pabrikan eropa.
Berbekal berbagai kemenangan Datsun Sports di Amerika berkat model 1500, 1600, dan 2000, Nissan ingin menciptakan sportcar sejenis dengan tujuan yang sama. Bahkan, bisa jadi tonggak awal keberanian produsen otomotif di Asia.

Wujud kerjasama dengan Yamaha dengan menghasilkan purwarupa mobil YX-30 tahun 1961 tidak memuaskan bagi Nissan. Merasa mesin Dual-Overhead Camshaft (DOHC) buatan Yamaha dianggap tidak memenuhi ekspektasi. Alhasil, proyek tersebut dibatalkan tahun 1964. Padahal sistem DOHC terbilang relevan untuk meningkatkan performa. Sedangkan, untuk mereduksi bobot kendaraan, bodinya terbuat dari material alloy.
Tapi, hal tersebut tidak menyurutkan pabrikan Yamaha . Tak lama setelahnya, Yamaha mencoba menawarkan desain tersebut kepada Toyota. Toyota pun menerimanya dengan beberapa revisi oleh desainer Toyota, Satoru Nozaki.

Saat itu, Toyota juga sedang fokus memproduksi segmen mobil sport dengan lahirnya Toyota Sport 800. Memuat spesifikasi mesin flat-twin 2U-B H2 berkapasitas 800 cc yang dikawinkan dengan transmisi manual 4 percepatan. Tenaganya dialirkan melalui penggerak roda belakang (RWD). Kehadiran Sport 800 atau akrab dikenal Yotachi disambut baik oleh publik otomotif Jepang, akan tetapi belum bisa merebut perhatian di pasar Eropa. Akhirnya , Toyota menggarap line-up produk untuk menyasar segmen Grand Touring (GT).
Setelah melewati pertimbangan Toyota melirik pabrikan Yamaha untuk bekerjasama menghadirkan kendaraan sportcar. Dari spesifikasi awal pada mesin YX-30, beberapa komponen mobil mengalami ubahan. Hingga akhirnya terlahir purwarupa 2000GT.

Pengembangan konsep tersebut digeber karena menyasar target untuk dipamerkan perdana ke publik pada gelaran Tokyo Motor Show 1965. Tak disangka, desain 2000GT disukai para pengunjung yang didominasi para car enthusiast. Saat menjelaskan spesifikasi secara detail, desainer Toyot Satoru Nozaki menjelaskan, mobil ini bergaya klasik seperti Jaguar E-Type yang populer.

Toyota 2000GT dibekali mesin standar Toyota 6-silinder yang merupakan mesin berbasis Toyota Crown. Namun, Yamaha menambahkan aluminium cylinder head, DOHC , serta tripel karburator pada mesinnya. Sehingga di atas kertas, dibekali mesin 3M berkapasitas 1.988 cc, 6 silinder segaris, DOHC. Mesin ini dimodifikasi oleh Yamaha untuk diubah menggunakan 3 buah karburator 2 barel Mikuni-Solex 40 PHH serta dikawinkan dengan transmisi manual 5 percepatan.

Konfigurasi mesin ini mampu membuat menyemburkan performa luar biasa. Menghasilkan 148 hp pada 6.600 rpm dan torsi 175 Nm pada 5.000 rpm.
Kesuksesan tersebut, jadi parameter Toyota untuk mengembangkan sportscar terbaru mereka semisal Toyota Supra, atau generasi 86. Bahkan, Toyota 2000GT menyandang status sebagai “the fastest Toyota ever produced at the time” dengan raihan top speed maksimal 206 km/jam.

Selain itu, 2000GT adalah mobil Asia pertama yang menganut “curved panoramic glass windshield”. Sebagai racing car, performa Toyota 2000GT sangat mengesankan karena meraih gelar “double victory” dalam lomba Suzuka 1.000 km yang pertama kali digelar pada Juni 1966.
Berprestasi
Kiprahnya makin mentereng saat dikendalikan oleh sang legenda Caroll Shelby yang menyiapkan tiga unit Toyota 2000GT dengan top speed hingga 250 km/jam. Selain mengembangkan dan menyempurnakan segala aspek dari unit prototype, Toyota juga mengikutsertakannya dalam event balap Speed Trials yang diadakan di Yatabe High Speed Testing Course pada 1966. Langkah ini tak lain untuk mendemonstrasikan performa dari mobil tersebut.

Setelah mengikuti balap ketahanan selama 72 jam non-stop tersebut, Toyota 2000GT mampu bertahan saat hujan deras mampu mencatat kecepatan rata-rata sekitar 206 kpj, di setiap putaran sirkuit. Prestasi tersebut tentu saja menorehkan hingga 3 rekor dunia dan 13 rekor internasional dalam aspek kecepatan dan ketahanan. Raihan tersebut menunjukan Toyota mampu menggabungkan teknologi modern dengan keandalan untuk mobil GT berperforma tinggi.

Setelah puas dengan beragam percobaan di lintasan, akhirnya Mei 1967 Toyota memperkenalkan 2000GT untuk pasar domestik di Jepang. Mobil ini dibuat secara volume rendah dengan menggunakan material yang eksotis dan tingkat spesifikasi yang belum pernah diterapkan oleh Toyota sebelumnya.

Diantaranya , bermesin depan, dengan penggerak roda belakang, serta berjenis roadster. Namun, yang tampak paling menonjol adalah desain bodi esksotis, lampu pop-up, serta dua lampu sorot depan berukuran besar yang jadi ciri khas tersendiri. Menurut data, Japanese Nostalgic Car, Toyota hanya memproduksi 2000GT selama tiga tahun. Terhitung pada 1967 hingga 1970. Secara total, jumlah produksi 2000GT hanya ada 351 unit di dunia.
James Bond

Dari sejumlah Bond Car yang banyak menghiasi waralaba film agen rahasia inggris tersebut, ada salah satu film yang menampilkan scene Sean Connery membawa mobil Super Car pertama Jepang, Toyota 2000 GT. Mobil tersebut muncul dalam film ‘You Only Live Twice’ (1967). Mobil yang hanya dibuat sebanyak dua buah oleh Toyota dan Yamaha, dibuat dengan atap terbuka.

Dalam salah satu scene film Bond dituntut untuk mengungkap bukti yang bisa menghindari perang, dan jalan setapak mengarahkannya ke Jepang. Supercar hasil kolaborasi pabrikan kompatriot Yamaha dan Toyota ini pada masanya juga memang diproduksi terbatas, saat ini banderolnya bisa mencapai miliaran.