NMAA News – Komunitas otomotif yang lebih banyak main di ranah hobi, diharapkan bisa turut mengademkan kehidupan sosial-kemasyarakatan yang belakangan ini mulai naik tensinya karena mendekat masa Pemilihan Presiden dan Pemilihan Umum 2024 mendatang. Komunitas otomotif dianggap memiliki peran penting menebar positivisme tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa.
“Di berbagai media sosial hingga grup chatting pastinya kita temui banyak postingan bahas politik dan berbagai hal yang bisa menyulut perpecahan. Saya berharap, komunitas otomotif tidak mudah terprovokasi black campaign para pendukung Capres/Cawapres yang berpotensi memecah-belah bangsa,” tegas Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo.
Hal ini disampaikan Bamsoet – sapaan akrabnya- saat membuka acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, “Road to Pecah Seribu VW: Indonesia Bersatu, Mobil Rakyat di Rumah Rakyat” yang berlangsung di Gedung Nusantara Komplek MPR RI, Jakarta, Sabtu (11/11/23).
Komunitas otomotif menurut Bamsoet, harus bisa memberikan contoh terbaik untuk bisa mengademkan suasana ‘panas’, memberikan pemahaman meski berbeda tapi tetap bersama, hingga aktif memberikan berbagai informasi yang bena, bukan hoax semata.
Giat Sosialisasi Empat Pilar MPR RI memang terus digelar oleh Bamsoet untuk memperkuat rasa nasionalisme dan pentingnya nilai-nilai Pancasila, UUD ’45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dalam kerangka membangun negeri dan memperkuat persatuan-kesatuan bangsa Indonesia.
Langkah sosialisasi ini telah dilakukan ke berbagai kelompok dan elemen masyarakat, tidak hanya di bidang otomotif saja. Acara diisi dengan pemberian materi yang membangun kesadaran dan semangat nasionalisme untuk saling mendukung menuju Indonesia Maju.
Seremonial pembukaan acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, “Road to Pecah Seribu VW dimulai Bamsoet dengan menumpangi VW Street Road miliknya yang dikemudikan Ketua Umum Volkswagen Indonesia Association (VIA) yang juga mantan Wakapolri, Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna.
Turut hadir antara lain mantan Kapolri ke-14 Jenderal Pol (purn) Roesmanhadi yang juga sebagai Dewan Pembina VVC, Mantan Wakapolri sekaligus Ketua Umum VIA Komjen Pol (purn) Nanan Soekarna, Ketua Umum VBC dan Founder/Ketua JSS Adi Yunadi, Ketua VTC sekaligus Ketua Panitia Road to Pecah Seribu VW Gregory Ray Goeller, CEO Motovillage Umar Lubis, serta Wakil Ketua Umum Mobilitas IMI Pusat Rifat Sungkar.
Road to Pecah Seribu VW diselenggarakan bersama oleh MPR RI bersama IMI Pusat, JACMU dan JS Foundation, serta Volkswagen Indonesia Association (VIA), Volkswagen Beetle Club (VBC), Volkswagen Thing Club (VTC), Volkswagen Van Club (VVC), serta Volkswagen Bekasi.
Road to Pecah VW merupakan ajang pemanasan menuju event utama “Pecah Seribu VW. Indonesia Berdaulat. Mobil Rakyat di Hati Rakyat,” pada 10 November 2024 mendatang di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dan Bali.
“Penghitungan puncak berapa banyak VW yang terkumpul, akan dilakukan di Sirkuit Blackstone Otomotif Superblock Surabaya, serta di Blackstone Yacht Bali. Tidak hanya melibatkan komunitas VW dari berbagai daerah di Indonesia, melainkan juga melibatkan komunitas VW dari berbagai negara dunia,” beber Ray Goeller.
Ditambahkan Ray, acara ini bakal melibatkan liputan berbagai media internasional, sehingga sekaligus bisa mempromosikan sektor pariwisata Indonesia. “Selain memecahkan Rekor MURI, event Pecah Seribu VW nantinya juga untuk memperoleh big data mengenai berapa banyak VW dan jenis variannya yang ada di Indonesia,” ujar Ray.
Dalam acara ini juga dilakukan simbolisasi pemasangan perdana stiker Volkswagen Thing Club (VTC) VW Safari berkelir kuning milik Bamsoet dengan plat nopol khusus B 1 VTC. di sekaligus penyerahan hadiah kepada pemenang kontes VW kategori berpenampilan terbaik.
Kendati baru sebagai acara pemanasan, event Road to Pecah Seribu VW ini sudah sukses menghadirkan 200-an kendaraan VW dari berbagai daerah se-Jabodetabek, Bandung, Serang, Cirebon, Yogyakarta, Surabaya, bahkan Lampung. Hadir pula berbagai jenis kendaraan VW klasik hingga modern, seperti Kombi, Kodok, Safari, Variant, Karmann Ghia hingga model watercooled seperti Caravelle, Golf, Polo dan New Beetle.
“Menghadirkan VW di rumah rakyat MPR RI merupakan mimpi saya sejak 30 tahun lalu. Sejak pertama kali memiliki VW yang saya beli dengan harga Rp 600 ribu. Foto VW dengan latar pantai dan pohon kelapa, merupakan hal biasa. Nah, foto VW dengan latar Gedung Nusantara MPR RI yang ikonik dan bersejarah itu luar biasa. Itulah mimpi saya,” kenang Bamsoet.
Menurutnya, kalau dulu dirinya hanya bisa melihat gedung MPR/DPR RI dari luar pagar, sambil bermimpi kapan bisa foto disana. Dan kini ia bersyukur bisa memenuhi impiannya. “Bahkan saya bisa penuhi impian banyak orang, dengan mengajak ratusan kendaraan VW untuk berfoto dengan latar Gedung Nusantara MPR/DPR RI yang ikonik dan bersejarah ini,” jelas Bamsoet.
Ajang Road to Pecah Seribu VW ini juga menghadirkan berbagai kegiatan. Seperti kontes VW yang terdiri dari Bamsoet Choice, Nanan Choice, dan People Choice. Ada juga bazaar UMKM dari kuliner, merchandise, hingga kebutuhan sparepart VW.
Selain Sosialisasi Empat Pilar MPR RI untuk menebalkan dan menyolidkan rasa kebangsaan para pecinta VW, dalam event Road to Pecah VW ini juga ada sosialisasi Peraturan Menteri Perhubungan RI No.45/2023 Tentang Kustomisasi Kendaraan Bermotor.
“Setelah sekian lama tidak berdasar hukum, akhirnya berkat sinergi IMI Pusat di bawah koordinasi Wakil Ketua Umum Mobilitas Rifat Sungkar dan jajarannya dengan Kementerian Perhubungan dan pihak terkait lainnya, Indonesia bisa memiliki dasar hukum bagi para pecinta otomotif sekaligus pelaku usaha otomotif dalam melakukan kustomisasi kendaraannya. Peraturan tersebut menjadi tonggak kemajuan industri kustomisasi di Indonesia,” terang Bamsoet.
Yang dibanggakan Bamsoet, ajang ini sekaligus mempererat ikatan soliditas pecinta VW sebagai bagian menyolidkan ikatan kebangsaan. Terlebih menjelang Pemilu 2024, persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dikampanyekan.
“Jangan sampai karena perbedaan pilihan politik, kita justru terpecah belah. Politik cukup sekadarnya, persaudaraan selamanya. Mari sambut Pemilu dengan suka cita, bukan dengan duka cita, apalagi banjir air mata,” tegas Bamsoet.