Polemik Ganti Oli Mesin: Jarak Tempuh atau Durasi Pemakaian?

0
- Advertisement -

NMAA Tips – Oli mesin memiliki peran besar menjaga komponen mesin sampai bagian yang tersembunyi sekalipun. Seiring bertambahnya jam kerja mesin, senyawa kimia oli mesin akan berubah.

Hasilnya, kemampuannya dalam melumasi dan melindungi komponen mesin yang saling bergesekan akan ikut menurun.

Terlebih mobil sering menghadapi kondisi berat seperti macet. Parkir di rumah sekalipun, tidak berarti aman karena akan terjadi oksidasi di mesin yang bikin formula oli rusak dan memicu karat.

Tugas oli mesin sangat penting, sehingga harus dalam pengawasan. Minimal menggantinya saat servis berkala setiap 6 bulan atau 10.000 km, tergantung mana tercapai lebih dahulu.
Pilihlah oli mesin yang kualitasnya terjamin dan sesuai spesifikasi mesin, seperti produk TMO. Meski demikian, masih banyak pemilik mobil bingung, soal kapan waktu tepat ganti oli.
Ada yang berpatokan pada jarak tempuh, ada juga yang mengacu pada jangka waktu pemakaian. Dari kedua acuan tersebut, mana sebenarnya yang paling tepat?
Berdasarkan jarak tempuh maupun durasi pemakaian, keduanya bisa dijadikan patokan pemilik mobil. Tinggal melihat mana lebih dulu tercapai.
Misalnya, kalau mobilitas sangat tinggi seperti untuk taksi online atau sering bepergian ke luar kota, tidak sulit  mencapai jarak tempuh 10.000 km.
Jangan ditunda, segera ganti oli mesin meskipun waktu operasional belum mencapai 6 bulan. Karena bekerja keras, ada potensi timbul residu di dalam oli.
Ada pula risiko formula oli berubah atau rusak sehingga kemampuannya dalam melindungi dan melumasi komponen mesin tidak lagi efektif.
Bagi Anda yang lebih sering beraktivitas di dalam kota atau jarang mengendarai mobil, odometer 10.000 km mungkin akan sulit tercapai dalam jangka waktu 6 bulan.
Namun patut dicatat, situasi berkendara ‘stop and go’ di dalam kota sangat ‘menyiksa’ mesin yang membuat oli harus bekerja lebih keras lagi.
Salah satu alasannya karena mesin mobil kesulitan memperoleh pendingin alami yang berembus dari depan akibat banyak berhenti.
Alhasil, oli dan cairan pendingin harus bekerja lebih berat. Padahal seiring waktu, senyawa oli akan berubah di mana suhu tinggi akan mempercepat proses kerusakan.
Jangan lupa pula, oli pada mobil yang banyak parkir di rumah berisiko mengalami perubahan akibat proses oksidasi alami.
Begitu mesin dinyalakan, kontaminasi air akan merusak senyawa oli dan menurunkan kemampuannya.
Ruang mesin turut memiliki potensi timbul karat karena proses oksidasi yang gagal diredam oleh oli.
- Advertisement -