Medio 2012 silam, gaya modifikasi HellaFlush mulai masuk dan lagi seru-serunya menjangkiti khalayak modifikasi Tanah Air. Saat itu gaya modifikasi ceper “mampus” asal Amerika itu membuat penjualan velg dan bengkel kaki-kaki laris manis diserbu. Velg-velg lebar dengan offset sembarangan, banyak diburu baik asli maupun replika. Bengkel kaki-kaki pun wajib menyerap ilmu ceper ala HellaFlush yang sedang diganderungi.
Nah, mulai dari situ kemudian banyak importir memasukkan velg berkategori fashion. Atau velg yang cuma menang didesainnya yang unik, tapi secara performa dikorbankan. Misalnya lebih berat, dan biasanya tak memikirkan pembuangan hawa panas rem karena rata-rata modelnya dish. Salah satu pabrikan velg Amerika yang memulai velg fashion adalah Rotiform, yang kemudian tiruannya banyak dijual di sini.
Ryan Melano, punggawa workshop Antelope Ban di Bogor adalah salah satu modifikator yang memulai tren HellaFlush dengan gayanya sendiri. Pria berkacamata ini, sebelum kata HellaFlush dikenal di Indonesia sudah memiliki trademark modifikasinya sendiri yang mengacu pada syarat HellaFlush, yaitu yang ia sebut sebagai Fat Ballers.
“Fat Ballers adalah gaya velg yang hampir nyentuh sisi luar fender dengan ban yang narik normal. Jadi mobil kelihatan gemuk dengan setingan maksimal yang natural, atau tanpa spacer dan tanpa wide body. Fitment-nya cuma berdasarkan ukuran dan offset dan harus clear corner roda depan ketika berbelok,”ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, term HellaFlush pun makin meredup, penyebutan modifikasi kaki-kaki yang bagus diganti dengan kalimat “stance”. Maksudnya ceper, clear corner, dan enak dilihat. Sehingga hal ini menjadi semacam pengakuan jika apa yang dilakukan Ryan adalah langkah yang benar. Maklum, ceper ala HellaFlush di sini biasanya cuma modal ban mepet fender, sementara gesrot di sana-sini.
Makin ke sini, Ryan pun melepaskan istilah Fat Ballers-nya dan diganti dengan penamaan yang lebih generik tapi kuat pesannya, yaitu Bespoke Fitment. Hal ini karena banyak orang salah kaprah menerapkan velg dengan spesifikasi yang kurang pas ke mobilnya. “Sayang banget karena velg adalah salah satu part modif yang mahal harganya. Tapi kalau fitment kedodoran atau terlalu keluar pasti mobil kelihatan biasa aja atau bahkan jelek,” ulasnya.
Artinya, velg wajib “dijahit” sesuai ukuran fender mobil dan terpasang presisi, agar mengeluarkan aura mahalnya. “Ibarat baju, kalau kegedean jelek, kekecilan juga sesak pakainya,” bilang Ryan. Jadi, velg harus pas dengan ruang fender. Layaknya tren zaman sekarang, pakaian slim fit lagi banyak digemari. Velg pun harus mengikuti.
Hal ini bisa dilakukan karena banyak pabrikan velg yang melayani custom ukuran. Tinggal skill modifikator lokalnya saja yang menentukan setting-an fitment yang tepat untuk mobil kastemernya. Yang menarik, jika setingannya benar, Ryan menjamin mobil dengan stance yang bagus bisa bermain di semua area. Misalnya HellaFlush, meaty fitment, dan bahkan hingga bisa dipakai di trek.