NMAA – News Setelah mendarat pertama kali di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada pertengahan 2020 lalu, produk Karma Body Kit ke-14 kini mendapat penyegaran baru. Usai menghabiskan proses selama berbulan-bulan di rumah modifikasi Helios Garage, Makassar, mobil berbasis Toyota 86 lansiran 2014 ini sekarang sudah terpasang body kit berpenampilan kekar.
Melihat antusiasme skena modifikasi Makassar terhadap produk body kit lokal karya anak bangsa tersebut, Founder Karma Body Kit, Kiki Anugraha mengatakan, saat ini pegiat modifikasi di sejumlah daerah Indonesia semakin meningkat, bahkan sejumlah karya modifikasinya dinilai sudah mampu bersaing di kancah internasional.
“Dari pandangan saya, Karma #14 menjadi pertanda para modifikator Indonesia sudah memiliki rasa percaya diri terhadap kualitas dari produk aftermarket lokal. Hal ini mulai terasa semenjak launching Karma Bodykit pertama pada 2018, sampai sekarang perkembangannya sangat pesat,” buka Kiki kepada NMAA Media, Selasa, (26/1/2021).
Meski masih memasuki masa pandemi Covid-19, kancah modifikasi lokal mampu beradaptasi di tengah keterbatasan. Ia melanjutkan, antrian pemesan untuk produk Karma Bodykit pun kian meningkat. “Kita sedang disibukan dengan antrian produksi yang cukup banyak,” terang Kiki.
Berbalut kelir Phoenix Orange, mobil sport dua pintu kepunyaan Rafiq Muhammad ini merupakan pelampiasan Rafiq terhadap idealis yang dimilikinya, berbekal referensi modifikasi yang didapat. “ Khusus untuk warna oranye sendiri memang konsep dari saya, supaya modifikasi simple tapi tetap terlihat agresif,” terang Rafiq
Meski mengharuskan proses instalasi yang relatif lama, namun untuk proses pemasangan plug and play seperangkat komponen bodi tersebut melekat proporsional. Tentu bukan hal mudah ketika melalui fitment pada bodi, apalagi mesti menyesuaikan dengan set-up dari ring pelek aftermarket berukuran 19 inci.
“ Sebenarnya perjalanan Karma #14 ini masih panjang. Dari awalnya hanya mengganti knalpot, lampu, suspensi udara dan pelek saja. Tapi setelah merampungkan pemasangan body kit, saya mulai tertarik mengubah part lainnya, semisal pasang pengereman BBK, audio sampai swap engine .”tutur Rafiq.
Berbekal juklak Karma Body Kit, serangkaian part aerodinamika Karma 86 terdiri dari
Mulai bumper depan plus splitter, bumper belakang plus diffuser, 2 sepatbor depan, 4 over fender, 2 sideskirt, dan ducktail. Komposisi body kit berbahan Fibre Reinforced Plastic (FRP) tersebut sudah melewati perhitungan secara performa dan estetika.
“Dari rencana awal harusnya sudah selesai, tapi mesti dimaksimalkan ke semua sektor gubahan, saat ini mungkin baru sekitar 60 atau 70 persen.”kata Rafiq. Dia mengaku ada sedikit kesulitan di tengah perubahan cuaca ekstrem saat ini. Alhasil, mobilnya harus melewati beberapa tahap pengecatan.
Perkembangan skena modifikasi di Indonesia lewat kehadiran Karma #14 di Makassar dirasakan juga oleh pegiat modifikasi dan punggawa Oto Gammara, Aedy Mawardi. Skena modifikasi di Makassar mulai tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran para modifikator terhadap aliran modifikasi lebih spesifik.
Selain itu, produk anak bangsa yang dulu dipandang sebelah mata, perlahan mulai dikenal di skena otomotif dunia. Kondisi ini tentu harus disambut dengan jejaring komunitas yang solid dan konsisten berkarya di negeri sendiri. ” Akan lebih efektif lagi jika pelaku otomotif atau influencer turun langsung ke daerah untuk mengkampanyekan tren modifikasi proper,”ungkap Aedy
Sayangnya, hingga saat ini dia mengaku, para influencer harus lebih proaktif untuk kemajuan industri otomotif dan modifikasi nasional agar lebih kompetitif.
“Kalau hanya melalui platform virtual itu sifatnya searah. Saya harap supaya dikemas seperti “Road to IMX” bisa masuk ke Makassar untuk memberi semangat baru dan ilmu yang hendak didapat modifikator di daerah,”tandasnya.
View this post on Instagram