NMAA News – Balap ketahanan Le Mans 1991 jadi saksi sejarah tangguhnya mobil 787B. Di bawah naungan in house tuner Mazda Speed, mobil berbasis Mazda RX-7 membuat sejumlah divisi balap Eropa ketar-ketir. Meski akhirnya tak memiliki umur panjang, varian mobil Mazda Speed masih disegani hingga sekarang.
Awalnya Mazda Sports Corner yang didirikan pada 1967 hanya berencana membawa Mazda di ajang motorsport dunia. Terhitung 15 tahun kemudian, beberapa prestasi diperoleh. Hingga tim pebalap hardcore Mazda mengkampanyekan hampir semua model terbaru, mulai dari mobil sport Cosmo 110S hingga RX-7.
Memasuki 1983, Mazda Motor Corporation bergabung untuk menyukseskan balap ketahanan, Le Mans. Momen ini turut menggaet Mazda Sports Corner di Tokyo untuk bergabung dalam satu gedung Mazda di Hiroshima. Diikuti dengan perubahan tim performa In-house tuning yang dinamakan Mazda Speed .
Seiring berjalan, Mazda Speed terus menerima pengakuan karena ketangguhannya di lintasan. Tangan dingin Johnny Herbert, Volker Weidler, dan Bertrand Gachot meraih puncak kesuksesan mengendarai 787B dengan livery Renown ikoniknya di mobil bernomor 55 itu.
Sejarah mencatat, 787B menjadi mobil balap pertama berbekal mesin rotary yang menjuarai Le Mans dengan menandaskan jarak 4923,2 km dan kecepatan rata-rata 205,1 kpj. Dua Mazda 787B lain dengan nomor 18 dan 56 berada di urutan 23 dan 30.
Di awal balapan, mobil bernomor 55 sudah memasuki posisi ketiga. Beberapa putaran kemudian, sudah berada di posisi ke dua di belakang Mercedes-Benz C11 yang dikemudikan Michael Schumacher, Fritz Kreutzpointner dan Karl Wendlinger. Momen ini menyusul pengakuan mobil Asia yang mampu menorehkan gelar juara internasional di ajang balap ketahanan Le Mans 24 jam pada 1991.
Tak lama setelahnya, badan sertifikasi dan pengujian ajang motorsport, FIA selaku panitia penyelenggara mengeluarkan aturan larangan mobil rotary mengikuti ajang balap karena alasan emisi. Selain memicu kontroversi, publik otomotif dan modifikasi berspekulasi kalau ini merupakan sebuah konspirasi di antara pemangku kepentingan. Dikabarkan, Mazda 787B sulit ditaklukan.
Jika ingin tetap berkiprah di ajang balap, Mazda Speed harus mengganti mesin rotary di mobil balap 787B dengan piston. Perubahan ini membuat Mazdaspeed berubah haluan, aturan FIA dituruti Mazda dengan mulai memproduksi mesin piston pada 1992.
Keputusan yang sulit bagi tim Mazda harus diambil dengan mundur dari ajang balap prestisius, Le Mans. Meski begitu, Mazda tetap finis di posisi keempat. Terlebih, tim harus mengembangkan sport racer secara bertahap. Alhasil, karena tidak dapat membalap dengan mesin rotary merek dagangnya, Mazda Speed memilih untuk menghentikan program Le Mans pada 1992.
Pembuktian Mazdaspeed di Le Mans juga merupakan pelecut semangat bagi pabrikan manufaktur kendaraan kompatriot Mazda. Misalnya Toyota akhirnya memenangkan Le Mans tiga tahun berturut-turut (2018-2020) dibawah divisi performa Gazoo Racing.
Mengandalkan mobil balap Toyota TS050, rangkaian FIA World Endurance Championship berhasil finish disambut aura kemenangan Gazoo Racing. Kemenangan ini juga mendapat predikat divisi balap berprestasi dari produsen mobil Jepang setelah Mazda.
Varian Performa Itu Dilupakan
Berlanjut Pada 1999, Mazda Motor Corporation mengambil kendali penuh atas Mazda Speed, mengembangkan lebih lanjut program suku cadang yang didukung pabrik dan bergaransi serta meluncurkan lini kendaraan produksi massal terbatas.
Memasuki 2003, Mazda Speed memfokuskan bisnis pada pengembangan suku cadang dan aksesoris purnajual. Mengusung tagline “Always a Soul of a Sports Car”, Mazda Motor Corporation mengambil kendali penuh atas divisi performa Mazda Speed untuk mengembangkan program tersebut.
Kendaraan berkinerja pabrik Mazda Speed yang beredar di Amerika diantaranya melalui unit Protegés 2003, 2003.5 dan 2003.75. Tak terketinggalan Mazda Speed MX-5 Miata 2004 terbilang primadona Mazda Speed saat itu. Perusahaan juga menghadirkan paket peningkatan khusus Mazda Speed dengan mengedepankan tampilan dan performa.
Sebelumya, isu pemberhentian produksi Mazda Speed ramai di kalangan car enthusiast kini dikonfirmasi pihak Mazda. Beberapa waktu lalu, perwakilan Mazda mengatakan, konsentrasi pengembangan Mazda saat ini lebih difokuskan pada segmen mobil premium. Dengan konsep KODO Design, Mazda merubah pospek mengikuti pangsa pasar kendaraan saat ini. Sejumlah line up yang diluncurkan mulai mengarah pada peningkatan sektor eksterior maupun interior mobil.
Konsep KODO sendiri merupakan gabungan dari elemen kecepatan, kekuatan dan pesona, apalagi sejak serius dikembangkan pada 2012 lalu. KODO banyak memperhatikan sektor fungsional dan kennyamanan untuk berlaga di kelas premium entry level. Padahal, Mazda sempat ingin mengaktifkan kembali segmen Mazda Speed pada 2016 lalu.
Mobil lansiran Mazda terbaru mencerminkan tampak KODO yang menunjukan semangat Mazda untuk memberikan nilai desain yang dinamis, yang tidak mengandalkan desain komputer, namun lebih mengandalkan keterampilan para pemahat (clay modeler) andal.
Di sisi lain, strategi produksi mobil premium ini menggeser divisi performa Mazda Speed. Laman Motor1.com menulis, saat sesi tanya jawab dengan media belum lama ini, juru bicara Mazda menjelaskan bahwa mobil Mazda Speed sudah tidak diproduksi kembali.
“Kami tidak memiliki rencana segera untuk mengembalikan Mazda Speed3 saat kami beralih ke ruang premium,” kata Drew Cary, juru bicara produsen mobil yang berbasis di Hiroshima, Jepang.
Pernyataan juru bicara Mazda tentu membuat publik bertanya, apakah prioritas menggarap segmen premium ini berarti mengorbankan karakter DNA Performa di sejumlah mobil naungan Mada Speed? Artinya, pendapat tersebut kian memperjelas langkah pabrikan Mazda yang merintis “Mazda Sports Corner” 1967 di Auto Tokyo tak lagi diperhatikan.
Dibandingkan dengan produsen mobil mainstream lainnya perusahaan hanya terfokus pada satu tujuan besar dalam satu waktu. Misalnya Mazda3 2,5 Turbo, memiliki model khas hot hatch yang elegan, mobil ini bisa dibilang penerus Mazdaspeed3.
Potensi punahnya model Mazda Speed tentu akan jadi kehilangan besar bagi para penggemar. Tapi, keberanian Mazda untuk bertarung di segmen premium juga patut diapresiasi.
Line Up Pengganti Mazda Speed
Meski popularitas Mazda Speed tidak setenar kompetitornya seperti AMG milik Mercedes Benz atau BMW M Division. Beredarnya kabar Mazda berhenti memproduksi unit kendaraan performa di bawah bendera Mazda Speed menunjukan fakta baru.
Bisa jadi kendaraan yang disebut segmen yang disebut premium justru bentuk baru konsep mobil ideal Mazda saat ini. Apalagi, lini spesial Mazdaspeed seperti Mazda Speed 3 (2006-2009), Mazda Speed 6, Mazda Speed Protégé dan Mazda Speed MX-5 tidak dibuat langsung oleh pabrikan Mazda.
Di Indonesia, hanya ada 1 model Mazdaspeed yang beredar di pasaran, Mazdaspeed 3. Dibekali mesin 2.300 cc turbo yang yang dikawinkan dengan transmisi manual dan penggerak roda depan (FWD).
Namun dengan sambutan yang cukup tinggi pada Mazda MX-5 ND memberikan Mazda lebih bereksplorasi. Varian eksklusif untuk MX-5, meyakinkan untuk dirilis ulang dalam versi terbaru. Mengusung konsep performa dengan nama Mazdaspeed MX-5 atau Mazda MX-5 MPS (Mazda Performance Series) atau sebutan Mazda Speed di Eropa.
Sementara varian Mazda Speed atau MPS lain, khususnya Mazdaspeed 3 dan Mazdaspeed 6 akan punya kemungkinan untuk hadir kembali juga setelah generasi barunya muncul. Tentunya butuh waktu lumayan untuk bisa mengkonversi setiap tenaga dari mesin SkyActiv.
Sektor potensial yang kembali difokuskan Mazda yaitu menghadirkan varian turbo untuk mesin SkyActiv-G (bensin). Tidak dari dulu saat konsep SkyActiv pertama kali muncul.Cukup jelas bahwa para engineer Mazda sepertinya sedang sibuk mengurus mesin daripada aspek lain. Selain harus mencoba menggali ulang potensi mesin SkyActiv dengan atau tanpa doping turbo.
Selama pengembangan Mazda Speed MX-5, mereka juga harus berjibaku dengan mesin rotary generasi baru. Kabarnya akan disiapkan untuk hadir di Mazda MX-30 Hybrid 2022 nanti. Diketahui MX-30 hybrid akan dibekali mesin berbasis Wangkel Rotary sebagai karakter produk Mazda dengan sejumlah penyesuaian.