Sabut Kelapa Punya Sejarah di Industri Otomotif Indonesia dekade 1960an

0
Foto: YouTube Ridwan Hanif
- Advertisement -

NMAA News – Siapa sangka , sabut kelapa (Cocofibre) yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar memasak rumah tangga, ternyata menjadi bahan baku pembuatan jok mobil dan matras di Tiongkok. Padahal di Indonesia, konsep serupa pernah dihadirkan pada dekade 1960an.

Saat itu sejumlah mobil produksi massal menggunakan bahan hilirisasi ini untuk melapis interior. Mulai dari plafon, jok, hingga karpet mobil. Senada dengan konsep go green serta mendukung produk asli Indonesia, ajang Live Modz 2021 lalu sempat menghadirkan serabut kelapa untuk di insert dalam tiap mobil peserta Live Modz ‘Katana Challenge’.

“Produk sabut kelapa di Indonesia punya kualitas terbaik di dunia. Bahkan, diandalkan industri otomotif dan manufaktur. Dekade 60an lalu, dunia mengakui bagian komponen mereka menggunakan sabut kelapa memiliki banyak keunggulan,” ujar Partner of Astra Ventura, Farri Aditya dalam unggahan video di kanal YouTube Om Mobi berjudul ‘Challenge Mobil Apalagi Ini’.

Foto: YouTube Ridwan Hanif

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia menghasilkan lebih dari 18 juta ton kelapa setiap tahun. Sejumlah wilayah penghasil utama kelapa, antara lain di Sulawesi Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Jambi dan Maluku Utara.

“Kegunaan kelapa sangat beragam. Apalagi Seluruh bagian tanaman kelapa dapat diolah, mempunyai potensi ditingkatkan nilai tambahnya, dan produknya digunakan masyarakat secar luas, sehingga potensi keuntungan dari dari kelapa sangat besar,” lengkap Adit.

Lokasi produksi sabut kelapa dari PT Rekadaya Multi Adiprima yang berlokasi di Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Perusahaan ini, melalui peran ARDC (Aditya Research Development Center) sebagai pusat inovasi teknologinya, telah menghasilkan beragam jenis produk bernilai tambah tinggi berbahan baku serat kelapa.

Contohnya adalah produk komponen otomotif door trim untuk diaplikasikan pada bagian interior kendaraan roda empat. Produk inovasi PT RMA telah digunakan oleh hampir seluruh pabrikan industri otomotif nasional, dengan pemenuhan pangsa pasar nasional lebih dari 60%, termasuk untuk pasar ekspor.

- Advertisement -