NMAA News – Tidak semua car enthusiast memiliki kesamaan gaya modifikasi. Karena irisannya begitu kuat, melibatkan pengalaman dan referensi. Bisa jadi, lebih menyukai peranti eksterior atau justru sebaliknya. Perubahan tren yang sedang bergulir juga diyakini menjadi faktor kuat seseorang memutuskan untuk berkecimpung di dunia otomotif khususnya modifikasi.
Darrius Deluo, car enthusiast yang kini menjadi spesialis audio mobil menceritakan pengalaman awalnya akrab dengan dunia audio visual sedari 2006 silam.
“Awalnya masuk dunia modifikasi mungkin sekitar tahun 2006. Waktu itu kesannya simpel sih, denger musik di rumah itu sensasinya engga senyaman di mobil. Karena lebih kedap, apalagi mobil kan jadi rumah ke dua bagi banyak orang termasuk saya,” ujar Darrius saat sesi wawancara kepada NMAA Media.
Langkah awal Darrius menyeriusi minatnya terhadap dunia audio visual bermula saat itu. Tepatnya, setelah memenangkan kejuaraan bowling dan memboyong penghargaan serta hadiah uang tunai.

“Dari sini kemudian mulai membeli sejumlah part modifikasi audio buat dipasang di interior Isuzu Panther. Seperti 4 buah subwoofer, 3 set speaker, 3 set power juga sudah cukup waktu itu. Impresinya audio SQL (Sound Quality Loud) sama kayak denger konser di depan mata,” ungkap Darrius sembari mengenang nostalgia di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Seiring waktu, perjalanan karir di bidang otomotif semakin terbuka lebar. Ia juga mendalami minatnya di bidang videografi dan sempat membuat keperluan dokumentasi untuk spesialis interior Vertue Concept.
Begitu memasuki 2014, saat dirinya sedang dalam tugas dokumentasi di salah satu kontes modifikasi, peluang mulai datang.
“Seinget saya, waktu itu booth Venom Audio sama Vertue posisinya bersebrangan. Kebetulan memang sudah mengenal bos Venom Indonesia, Irwan sejak lama. Kita sempat bincang-bincang, berbagi ide sampai akhirnya dipilih untuk jadi videographer Venom,” paparnya.
Selama masa awal di Venom Audio, alih-alih ia terus menggali kemampuannya di bidang videographer secara perlahan bidang lain semisal digitalisasi dan marketing juga turut dikembangkannya. Alhasil, saat ini Darrius dipercaya mengemban jabatan menjadi Creative Manager.

“Simpelnya sih memang begitu. Sekarang produksi video, iklan digital, dan beragam strategi marketing dipercayakan oleh Venom Indonesia. Termasuk memilih publik figur untuk di-endorse,” ujarnya.
“Sebut saja Mas Gading Marten atau Ariel Noah. Mereka dipilih karena memang sudah lama berkecimpung di dunia hiburan yang tidak jauh dengan audio atau visual. Akhirnya kita ajak kolaborasi. Secara figur juga pemilihan ini penting, karena memperkenalkan barang ke khalayak luas,” urainya.
Transisi tren modifikasi dirasakannya begitu pesat, terutama dari aspek audio visual. Permintaan tinggi dari masyarakat saat ini menghadirkan sistem hiburan saat berkendara tentunya membuat banyak merek audio terus berinovasi menyuguhkan tuntutan pasar. Tak terkecuali Venom Audio Indonesia dengan sejumlah produk berpenampilan OEM Look yang proper dan fungsional.
“Karena teknologi audio untuk speaker buat kita denger di mobil sehari-hari itu berkembang pesat. Dulu kalau ada paket upgrade audio di level tertentu dijangkau dengan harga cukup mahal, harus mengorbankan kenyamanan, atau beberapa hal lain. Tapi sekarang, perkembangan mobil seiring dengan berkembangnya tren. Otomatis makin mudah dapat produk audio sesuai keinginan. Dan pastinya plug and play,” tandasnya.