NMAA News – Berbicara soal tren modifikasi di Indonesia, biasanya mengacu pada beberapa faktor pembangun. Sebetulnya, dengan segenap potensi dan kreativitas industri modifikasi, karakter Indonesian Style yang saat ini terus diperbincangkan dan sudah mulai terbentuk.
Sebagai salah satu negara Asia Tenggara dengan tingginya jumlah milenial dan gen Z. Akan memperngaruhi pertumbuhan masif bidang industri modifikasi dan aftermarket.
NMAA National Judge Erwin M Chairudin mengatakan, tren modifikasi kendaraan di 2023 umumnya masih mengacu dari negara barometer modifikasi seperti Jepang dan Amerika. Lantaran, tidak menutup kemungkinan jika kembalinya pameran modifikasi langsung mendatangkan inspirasi yang bisa diterapkan di Indonesia.
“Sudah pasti arahnya dari sana. Mereka pun lebih dulu menggencarkan modifikasi proper dan bisa dipakai harian,” buka Erwin kepada nmaa.co.id.
Foto: IMX 2021
Erwin menyoroti kehdiran Electric Vehicle (EV) maupun Hybrid. Menurutnya, jenis kendaraan tersebut dipilih dengan alasan lebih hemat, efisien, dan ramah lingkungan. Terlebih lagi, sekarang bengkel modifikasi sudah menggarap banyak kendaraan konversi.
“2023 nanti pastinya penuh kejutan dari segmen kendaraan EV. Didukung oleh pemerintah dan melihat dari peluang Indonesia sebagai produsen baterai EV di dunia,” ungkapnya.
Sementara dari tren kendaraan Sport Utility Vehicle (SUV) dan Crossover juga akan berpengaruh terhadap tren modifikasi sepanjang 2023.
“Kemunculan dua jenis mobil yang banyak dirilis tahun lalu juga pastinya bakal mendorong pemilik mobil membawa gaya off-road look atau ALTO. Apakah trennya bakal kesana? Tidak menutup kemungkinan juga, karena memang cocok diaplikasikan. Bisa dipakai di jalan dalam kota atau daerah,” paparnya.
Foto: NMAA
Lantas, bagaimana dengan trend modifikasi stance atau JDM?
Tidak jauh berbeda dari pernyataan sebelumnya, Erwin menyebut jika 2023 apapun gaya modifikasinya akan menuju pada tujuan yang sama, yaitu proper dan bisa dipakai harian.
“Kita lihat saja modifikasi stance yang terus berkibar tiap tahun. Sekarang itu, konsep modifikasi stance jauh berbeda dari awal kemunculannya. Tuner aftermarket lokal punya part body kit, air suspension, sampai ban dan velg dengan harga kompetitif. Bahkan, bisa dipesan sesuai selera tertentu melalui special order,” terangnya.
Tetapi, dari semua tren modifikasi yang diprediksi akan mewarnai 2023. Erwin mengingatkan, jika para car enthusiast tetaplah memperhatikan sejumlah aspek. “Paling utama kalau modifikasi itu kita harus tahu acuan gaya nya kemana. Mungkin SUV atau sedan. Di SUV kan ada ALTO, nah kalau sedan bisa stance atau JDM. Terus pikirkan faktor safety, dan sesuai dengan kalimat less is more,” kata Erwin.
Foto: NMAA
Analoginya, ketika mengganti kaki-kaki perhatikan dulu apakah dapat memunculkan dampak atau membahayakan? Jika iya, tinggalkan. Tidak jauh berbeda dengan memilih body kit, bagaimana caranya supaya tidak gesrot dengan ban sampai memperhatikan agar part ini tidak terlalu mepet aspal.
“Intinya kalau mobil kita safety dijamin mobilnya atau hasil modifikasinya proper untuk dipakai harian atau di jalan raya,” singkat Erwin.
Mungkinkah Indonesia punya gaya modifikasi tersendiri yang berbeda dengan negara lain? Pertanyaan ini selalu menjadi sebuah diskursus di tengah-tengah skena modifikasi lokal. Jika boleh menyimpulkan, mungkin saat ini. Sama seperti jawaban Erwin selaku NMAA National Judge.
Momentumnya sudah mulai terasa, ketika sejumlah produsen barang aftermarket, dan rumah modifikasi berani memproduksi gaya orisinal, menebar tren baru hingga mempengaruhi skena modifikasi negara tetangga.
“Untuk sekarang, selain berharap pastinya kita harus berani menjadi pelopor. Sudah saatnya industri modifikasi Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Kalau bisa, jadi barometer skena modifikasi yang diperhitungkan dari Asia Tenggara,” tutup Erwin.