Persiapan Kemenhub Atasi Penumpukan Kendaraan Saat Arus Mudik

0
Foto: CNBC Indonesia
- Advertisement -

NMAA News – Menjelang arus mudik lebaran 2023, Kementrian Perhubungan RI memprediksi peningkatan jumlah pemudik. Berdasarkan survei internal Kemenhub RI, diperkirakan sebanyak 123,8 Juta orang melakukan perjalanan atau meningkat hingga 15 persen jika dibanding dengan tahun 2022 lalu.

Survei ini menjelaskan, pengguna mobil pribadi masih jadi pilihan pemudik dengan prediksi mencapai 27.32 juta penumpang mobil. Sedangkan pengguna sepeda motor mencapai 25,13 juta.

Hasil survei dilakukan secara daring (online). Mencakup perencanaan dan analisis hasil surveinya dilakukan bekerja sama dengan kalangan akademisi dan pakar transportasi.

Pelaksanaan survei ini telah memperhatikan berbagai faktor antara lain: sosiologis, ekonomi, budaya, dan dinamika yang terjadi di masyarakat, serta perubahan kebijakan dan regulasi terkait dengan penanganan kondisi Covid-19 yang semakin membaik.

Lantas, apa saja persiapan Kemenhub RI mengatasi kepadatan yang bakal terjadi?

Dikutip dari video Youtube CNBC Indonesia, Juru Bicara Kemenhub RI Adita Irawati mengatakan sejumlah antisipasi hadapi kemacetan jadi perhatian khusus. Terutama dalam mempersiapkan sarana dan pra sarana para pemudik pengguna mobil pribadi.

“Jika berkaca dari titik rawan kemacetan saat Lebaran atau Nataru 2022 lalu yang menjadi pembelajaran bagi kami, animo mudik Lebaran terbilang tinggi. Perbaikan sarana pra sarana terus dilakukan. Terutama titik potensi kemacetan pada ruas jalan tol Trans Jawa seperti Cipali dan Cipularang yang saat ini sedang dalam perbaikan,” ujar Adita dalam unggahan video CNBC Indonesia berjudul Pemudik Lebaran 2023 Diproyeksi 123 Juta Orang, Ramai Naik Mobil Pribadi, Rabu 15 Maret 2023.

Mengacu pada kondisi kepadatan kendaraan yang berakibat memunculkan kemacetan cukup panjang, Adita menjelaskan sejumlah antisipasi sudah dilakukan.

“Mulai dari dibukanya 8 ruas tol baru di wilayah Jawa dan Sumatra, beberapa rekayasa lalu lintas seperti contra flow, one way, dan ganjil genap jika diperlukan. Kemudian, rekayasa pintu tol bisa di manage sedemikian rupa, juga management rest area,” jelas Adita.

Pada upaya management rest area, pihaknya mengatakan kemacetan terjadi akibat tumpahan dari pemudik mobil pribadi yang tidak tertampung di rest area untuk beristirahat. Sehingga memunculkan kepadatan dan kemacetan panjang.

“Untuk itu Kemenhub, Kementrian PUPR, dan Operator jalan tol menyiapkan rest area tambahan. Misalnya di Km 97 tol Merak, dan beberapa rest area sementara. Fasilitas lengkap di rest area tentunya tersedia rest room, sarana ibadah, hingga kantong parkir,” urainya.

“Bahkan, kami arahkan, supaya rest area temporary (sementara) bisa dijadikan permanen untuk ke depannya,” tambah Adita.

Mobilitas pemudik dari Jawa ke Sumatra diperkirakan meningkat. Seiring akses jalan tol di Lampung dan seterusnya semakin memudahkan pemudik berpergian lintas pulau.

- Advertisement -