NMAA News – Keterlibatan Julian Johan pada ajang balap Asia Cross Country Rally 2023 yang mengambil rute dari Thailand menuju Laos pada 13 – 19 Agustus 2023 mendatang, tentu tak lepas dari pilihannya terhadap mobil balap andalannya nanti. Diskusi antara Julian Johan bersama co-driver Recky Resanto serta para pendukung balapnya nanti, sepakat memilih Toyota Land Cruiser 200 VX sebagai andalan melahap trek AXCR 2023.
Pemilihan Toyota Land Cruiser yang digunakan oleh Julian Johan yang akrab disapa Jeje ini pada ajang AXCR 2023, bukan hanya sekadar ketangguhannya, namun model ini memiliki nilai histori kuat karena telah lebih dari 25 tahun eksis di ajang rally Dakar sejak pertama kali digunakan pada 1995.
Sejarah pun mencatat, SUV lansiran Jepang ini punya track record sangat baik, bukan hanya segi penjualan yang kerap merajai segmen full-sized SUV karena ketangguhan serta kenyamanannya. Tetapi, keandalannya pada kompetisi rally Dakar memberi impresi begitu kuat bagi Jeje.
“Ketangguhan Land Cruiser terbukti lama dan punya sederet prestasi mampu melahap berbagai jalan di berbagai dunia. Land Cruiser punya beberapa komponen mirip varian lain seperti Tacoma untuk pasar Amerika. Juga memiliki kemiripan produk versi Lexus,” papar Jeje yang juga pemilik akun Youtube Jejelogy ini.
Pada AXCR kali ini, Jeje memilih kelas T1G. Kelas ini mengakomodir pertarungan bergengsi untuk mobil bermesin bensin dan berpenggerak 4×4. Untuk itu, Jeje akhirnya membeli Lexus LX470 yang punya kemiripan bodi da mesin sama dengan Toyota Land Cruiser 200, namun hanya berbeda di fascia eksterior dan detail interiornya.
Ia pun lantas melakukan perubahan pada eksterior terutama fascia depan agar mengedepankan label dan menguatkan aura Toyota Land Cruiser 200-nya. “Untuk balap AXCR berbeda rally biasa. Lintasannya banyak dipakai kebutuhan umum juga, maka kelengkapan mengemudi harus lengkap seperti lampu utama, lampu rem, lampu sein, klakson dan syarat lainnya seperti mobil biasa,” beber Jeje.
Menyesuaikan regulasi AXCR, pria kelahiran 1 Agustus 1986 ini melakukan berbagai penyempurnaan. Pada bagian eksterior yang meliputi body, bumper dan wide fender, menggunakan bahan karbon dan polycarbonate untuk memangkas bobot lebih dari 150 kilogram dari bobot aslinya. Pemangkasan bobot ini cukup signifikan lantaran bodi LX570 dikenal cukup berat.
Untuk pengurangan bobot di interior, beberapa komponen seperti jok belakang, panel door trim, serta beberapa aksesoris lainnya turut dilepas. Sebagai penggantinya, dipasang roll bar standar FIA yang membentang dari depan ke belakang. Selanjutnya ruang bagasi belakang dijejali 2 ban serep dan boks perangkat winch.
Untuk dasboard depan, telah berubah total. Seluruh panel instrumen bawaan LX570 dicopot semua. Sebagai penggantinya, ditambahkan berbagai indikator pemantau kinerja mesin dan suspensi. Terdapat pula penambahan perangkat navigasi khusus rally yang berisi informasi komplit berbasis GPS.
Jok depan pun juga menjalani pergantian dengan menggunakan model racing standar FIA model bucket seat, guna memberikan kenyamanan serta keselamatan driver dan co-driver selama kompetisi berlangsung. Oiya, tak lupa dipasang perangkat sirine bikinan Whelen untuk tambahan safety.
“Pasti bertanya, mengapa mobil balap pakai sirine? Ini bukan untuk gagah-gagahan, melainkan lebih ke fungsinya mendukung unsur safety. Yakni memberitahukan ke masyarakat sekitar bahwa posisi kendaraan kita lagi kencang, terlebih saat melewati jalan pemukiman atau padat lalu-lintasnya,” jelas Jeje.
Spesifikasi mesin Land Cruiser 200 ini tetap menggunakan jantung mekanis LX570 yakni berkonfigurasi V8 3UR-FE 5700cc yang memiliki internal berbahan forged dengan full exhaust system. Perlu diketahui, mesin 3UR-FE ini merupakan tipe mesin tertinggi di seri 200 dan mesin standar Land Cruiser 200 versi Amerika serta mesin Lexus LX570 yang merupakan saudara kembar Land Cruiser 200.
“Untuk mesin tetap dibiarkan standar, hanya melakukan rekondisi beberapa komponen internalnya saja yang mulai termakan usia karena ini mobil produksi 2010. Juga penguatan di beberapa komponen lain. Hal ini sesuai regulasi yang mengharuskan tidak bisa dimodifikasi ekstrem. Mesin 3UR-FE ini sudah terkenal kencang dan bandel,” jelas Jeje.
Menjaga kinerjanya agar tetap optimal sepanjang kompetisi, Jeje dan team memilih pelumas mesin hi-performance berlabel Motul 300V. Pelumas ini diyakini mampu mengimbangi performa mesin V8 yang akan bekerja keras melarikan mobil hingga finish di tiap rondenya.
Hal tersebut diyakini Lutfi Ilhami selaku Managing Director PT Motul Indonesia Energy (MIE). Menurutnya, sebagai brand pelumas kenamaan dunia, partisipasi Motul Indonesia sudah tepat mendukung aksi Julian Johan ikut berkompetisi di ajang Asia Cross Country Rally 2023, sebagai salah satu tujuan pihaknya.
“Dukungan kami ini sekaligus pembuktian terkait performa pelumas Motul 300V pada Land Cruiser 200 yang akan mengarungi medan ekstrem di Thailand sampai ke Laos. Hal ini telah dibuktikan Julian Johan saat testing dengan pelumas TRD Sport Engine Oli yang memberikan performa maksimum,” imbuh Lutfi.
Menghadapi lintasan AXCR yang beragam konturnya, setting sektor kaki-kaki yang tepat dinilai menjadi tumpuan utama menerjang segala medan di kompetisi Asia Cross Country Rally. Untuk menopang performa mesin dan memperkuat kaki-kaki, ia melakukan penggantian part suspensi agar kemampuannya lebih maksimal.
Tak ayal, sektor suspensi Land Cruiser LC200 VX 2022 ini disematkan sistem suspensi milik Toyota Tundra dengan swing arm Total Chaos Fabrication yang dikawinkan shockbreaker King Shocks. Melihat medan yang bakal dilewati begitu beragam dan juga ekstrem, Jeje mempercayakan kemampuan bannya pada produk BFGoodrich K02 & KM3 ukuran 285/70 ring 17 yang membalut pelek Braid Wheels Dakar berukuran 17×8″.
“Saya bayangkan pengendara sebagai sosok builder, seseorang yang terdorong untuk menciptakan kehidupan yang mereka inginkan. Imaji ini ditangkap BFGoodrich, melalui produk andalnya yang membantu saya meraih kehidupan yang sudah saya impikan sejak kecil, yaitu menjadi seorang pegiat rally,” kata Jeje soal pemilihan bannya tersebut.
BFGoodrich All-Terrain A/T KO2 yang dipilih Jeje sebagai ban yang digunakan pada test ride di Tanah Air saat persiapan AXCR 2023, memiliki karet dinding samping lebih kuat berteknologi CoreGard yang tahan benturan. Formulasi desain tapak khususnya menghasilkan distribusi tekanan rata dan traksi lebih di jalan berlumpur.
Sementara BFGoodrich Mud-Terrain A/T KM3 yang akan dipakai Jejelogy berlaga di Thailand nanti, didesain dengan Traction–Armor untuk kemampuan traksi lebih baik dalam lumpur, pola tapak Terrain-Attack yang memberi cengkeraman luar biasa dari segala sisi, serta teknologi tapak ban Flex Zone yang menjadikan ban stabil di kondisi jalan berbatu.
“Sedangkan untuk pelek Braid Wheels Dakkar ini memang lejen banget. Sudah terbukti kualitasnya saat dipaksa menghajar medan berat di lintasan rally Paris-Dakkar. Fitment-nya pas untuk di LC200, baik PCD, offset dan lebarnya. Tidak melebihi posisi fender dan berbobot ringan namun kuat,” lanjut Jeje.

Selain persiapan fisik mobil tunggangannya nanti, Julian Johan bersama navigatornya, Recky Resanto juga melakukan beberapa persiapan fisik diri masing-masing. Pasalnya, kondisi fisik turut menentukan dan menjadi modal utama selama melakoni Asia Cross Country Rally.
“Khusus persiapan AXCR ini, saya terus berolah raga dan menjaga pola makan agar bisa menurunkan bobot tubuh hingga 4-5 kilogram. Selain berpengaruh untuk kesiapan fisik, juga telah memberi kesegaran yang berbeda sekarang ini, cerita Recky menuturkan kesiapan dirinya sebelum pemberangkatan.
“Terima kasih para sponsor yakni GHP Law, BFGoodrich dan Motul, yang telah memberikan dukungan penuh secara finansial hingga produk berkualitas ke kami dan team. Semoga ini semua menjadi sebuah hal berharga untuk menaklukkan medan Asia Cross Country Rally 2023 dan bisa mengibarkan bendera merah-putih di podium,” semangat Jeje yang juga penggemar musik punk and rock ini.
Jeje optimis bisa menjuarai kompetisi yang memang didambakan sejak lama ini lantaran ajang Asia Cross Country Rally juga bukan hal baru baginya. Terlebih pada 2022 lalu, saya dipercaya mendampingi salah satu pereli senior Indonesia dari tim pabrikan Jepang.
“Melalui pengalaman tersebut, saya sudah bisa mengkalkulasi perihal rintangan apa saja yang bakal dihadapi dan semakin berharap bisa membawa harum nama Indonesia di kancah internasional,” tandasnya.