NMAA News – Kultur mobil di Jepang tidak terlepas dari berbagai kejadian fenomenal. Dampaknya terasa sampai di beberapa negara Eropa dan Amerika. Kultur populer dari Jepang juga tersebar melalui majalah, dan video game.
Pernah menonton Wangan Midnight? Film animasi Jepang rilisan 2009 yang diangkat dari komik karya Michiharu Kusunoki?
Film ini menceritakan tentang mobil legendaris Datsun Fairlady 240Z milik Asakura Akio yang mendapat julukan “Akuma no Zetto” atau Devil Z penguasa Wangan.
Wangan sendiri adalah nama dari jalan tol rute B di Tokyo. Kondisi jalan mulus dan bebas hambatan, dimanfaatkan perkumpulan para pembalap jalanan anonim Mid Night Club pada dekade 1990an untuk melangsungkan balap liar di trek lurus bernama Bayshore.
The Bayshore route adalah jalan tol yang terpanjang di Tokyo. Degngan panjang rute mencapai 70 km. Jalan tol ini menghubungkan kota Yokohama, Kanzawa Ward sampai Ichikawa.
Bahkan, bisa menghubungkan pulau buatan Tokyo Bay dengan jembatan dan terowongan bawah laut yang bisa mengitari seluruh wilayah Kota Tokyo.
Wangan bukan hanya tentang tempat. Karena telah berevolusi jadi bagian dari gaya hidup car enthusiast di Jepang.
Tetapi tidak semua orang bisa mengikuti balap liar ini. Bukan hanya melihat dari kecintaan seseorang dengan mobilnya saja.
Lantaran, untuk bergabung di Mid Night Club wajib mengikuti kode etik yang berlaku. Bukan juga karena bisa memacu kecepatan untuk meraih angka top speed tinggi.
Usut punya usut Isami Amemiya (founder Rotary Engine Amemiya), dan Smokey Nagata founder dari Top Secret, adalah bekas anggota The Midnight Club.
Enggak heran kalau deretan mobil dari tuner legendaris di Jepang ini memang dikenal punya kemampuan Top Speed di atas rata-rata.
Ada beberapa aturan yang berlaku buat bergabung jadi member Mid Night Club. Klub tengah malam, ini memang menggelar balapan secara illegal. Kemunculannya di telusuri bermula pada akhir 1987.
Mereka berpegang teguh pada aturan klub yang wajib disepakati. Pertama punya mobil yang bisa berlari sampai batas kecepatan 250 Km/jam.
Basic car juga terbilang beragam misalnya Lamborghini Countach, Ferrari Testarossa, Nissan Fairlady, Nissan Skyline GT-R, Toyota Supra, sampai Mazda RX7, dan Porsche 930 Turbo.
Bukan tanpa alasan, pemilihan mobil disesuaikan dengan aturan yang berlaku di Jepang kecepatan mobil polisi dibatasi sampai 180 km/jam.
Kemudian, para pemimpin klub bakal memberi kabar tiap akhir pertemuan kalau agenda selanjutnya semua anggota mencari jenis iklan tertentu di media cetak lokal sesuai penentuan oleh pemimpin klub.
Iklan ini berisi pesan rahasia tentang lokasi dan waktu untuk berkumpul. Saking isi pesannya terselubung/Iklannya bakal berbunyi kayak gini
“Dijual: Tas kecil dengan harga diskon. Untuk informasi lebih lanjut, temui saya di Area Parkir Daikoku pada hari Kamis, antara pukul 23:00 dan 02:00. Terima kasih.”
Diketahui, semua anggota Mid Night Klub hanya berisi 30 orang. Rutinitas mereka biasanya bertemu di tempat yang telah ditentukan tepat tengah malam buat memulai balapan di Bayshore Wangan route.
Atau bisa juga rute paling rumit Shuto Express Way buat beradu top speed. Ada beberapa faktor penentuan pemenang balap liar di trek lurus ini.
Misalnya menggapai angka top speed tertinggi, melampaui semua mobil pembalap sampai ngga ada lagi mobil di depannya, atau mampu melewati gerbang tol tertentu.
Masuk jadi member, enggak menjamin langsung eksis. Karena harus mengikuti syarat magang dan wajib ikut di semua pertemuan. Jangan pernah membahas latar belakang dan tetap pakai nama depan.
Kalau pun sudah berteman akrab. Anggota perkumpulan harus tetap bungkam di depan anggota lain. Aturan ini dibuat supaya mempertahankan identitas para pembalap tetap anonym.
Sekurangnya hanya 10% dari total pembalap yang bisa memenuhi dan mendapatkan status keanggotaan penuh.

Mereka pun harus keluar dari keanggotaan kalau memunculkan dampak buruk atau membahayakan pengendara lain. Seperti tabrakan pas lagi speeding? Kalian sudah pasti keluar dari Membership.
Kalau balapan menimbulkan kerusuhan atau sampai menelan korban, Mid Night Club HARUS dibubarkan.
Majalah Max Power di tahun 1995 pernah mengungkap profesi dari 2 orang pembalap di Midnight Club. Seperti pemilik Mazda RX-7 FD3S yang berprofesi sebagai property developer, dan pemilik Nissan skyline GT-R R32 yang berprofesi sebagai penjual mobil bekas.
Identitas pembalap lain juga terungkap. Misalnya pemilik mobil balap Porsche 911 The Traction Master yang sebelumnya ikut balap pegunungan Touge dan pemilik asli Devil Z —- Masaru Hosoki (warna merah ati)
Sayangnya, ekspresi kebebasan para speed junkie di Jepang akhirnya terhenti pada tahun 1999. Era keemasan Midnight Club harus berakhir lantaran sempat bertentangan hebat dengan geng Bosozoku.