Tahukah Anda, Jangan Lakukan Pengereman Mendadak dalam Kondisi Ini

0
- Advertisement -

NMAA News – Fungsi rem mobil untuk memperlambat atau menghentikan laju kendaraan, merupakan komponen vital dalam kendaraan, demi keselamatan berkendara di jalan raya.

Menjaga dan merawat kondisi rem agar bekerja optimal saat dibutuhkan perlu dilakukan rutin. Seperti pengecekan takaran cairan rem sebagai indikasi kebocoran, memeriksa ketebalan kampas rem, kondisi kaliper dan piringan cakram, serta tromol rem.

Dalam penggunaan rem, Anda perlu paham supaya mobil dapat dikendalikan dan melaju sesuai situasi dan kondisi.

Pasalnya, ada kondisi darurat yang harus dihadapi tanpa melakukan pengereman mendadak, demi menghindari masalah yang lebih besar. Situasi seperti apakah itu?

Lubang Jalan. Pengereman darurat bukanlah pilihan tepat ketika ada lubang di depan mata. Risikonya ada 2: mobil ditabrak dari belakang atau kerusakan komponen kaki-kaki mobil.

Tapi bukan berarti tidak boleh mengerem. Segera cek singkat kondisi lubang kalau masih cukup jauh, dan lakukan pengereman secara halus.

Namun kalau sudah terlalu dekat, lepaskan kaki dari semua pedal dan biarkan mobil melewati lubang dengan aman.

Hindari pengereman ketika lubang cukup besar atau dalam untuk mengurangi dampak benturan. Pun dengan pindah lajur, berisiko kena tabrak mobil dari belakang kalau tidak hati-hati.

Sewaktu menginjak pedal rem, berat mobil pindah ke depan dan di saat bersamaan ban menginjak lubang.

Kondisi itu menyebabkan banyak hal, seperti ban dan pelek pecah atau merusak sistem suspensi dan kemudi. Fatalnya, bisa akibatkan kecelakaan kalau mobil hilang kendali.

 Aquaplaning. Di musim hujan, Anda harus waspada aquaplaning saat menyetir mobil. Saat mengalami aquaplaning, risiko kecelakaan sangat besar. Pasalnya, tidak ada satupun pengemudi bisa mengontrol mobilnya, khususnya di kecepatan tinggi.

Aquaplaning adalah kondisi ketika ban kendaraan kehilangan traksi ke aspal karena terhalang lapisan air di jalan.

Kendaraan menjadi sulit dikendalikan dan berisiko kecelakaan. Berbagai faktor menjadi penyebab, mulai genangan air dalam, tapak ban aus, dan mengemudi terlalu kencang.

Lantas, bagaimana kalau sampai mobil mengalami aquaplaning? Tindakan paling bisa dilakukan meminimalisir risiko kecelakaan; menjaga setir tetap lurus dan tidak menginjak pedal rem.

Mobil terkena aquaplaning cenderung bergerak liar karena ban selip. Bahkan kondisi lebih parah jika tekanan udara ban beda, kembangan ban habis, dan suspensi tidak optimal.

Tindakan paling benar, cukup menahan setir tetap lurus serta jangan menginjak pedal gas dan rem.

Biarkan mobil meluncur hingga momentum habis dan mobil melaju pelan. Coba gerakkan kemudi, kalau mobil sudah bisa dikendalikan, artinya sudah terlepas dari serangan aquaplaning. Tetap waspada situasi sekitar mobil agar tidak ditabrak kendaraan lain.

Ban mobil pecah, foto: moservice.id

 

Ban Pecah. Tidak sedikit pengemudi panik dan langsung menginjak pedal rem dengan keras supaya bisa menghentikan laju mobil yang pecah ban.

Padahal, menginjak pedal rem saat ban mobil pecah khususnya kendaraan berlari kencang, mengakibatkan kecelakaan lebih serius.

Manfaatkan engine brake mengurangi kecepatan mobil. Seiring waktu, kecepatan mobil berkurang sendirinya. Anda hanya perlu pastikan pedal gas, kopling, dan rem tidak diinjak. Tahan kemudi lurus ke arah depan.

Ban belakang pecah, relatif dapat dikendalikan karena kontrol tetap di ban depan. Jika ban depan pecah, tahan kemudi lurus ke depan lebih kuat, karena mobil tertarik ke arah ban pecah.

Jangan pernah membelokkan setir ke arah berlawanan yang akan membuat mobil terpelanting dan berisiko terbalik.

Ketika situasi mulai terkendali, aktifkan lampu sein kiri dan arahkan kendaraan ke bahu jalan tol secara perlahan.

Terus pantau kondisi di belakang untuk pastikan tidak ada mobil lain melaju kencang. Ketika sudah cukup lambat, masuk bahu jalan dan biarkan mobil berhenti sendirinya.

- Advertisement -