NMAA News – Mitsubishi Lancer GTi termasuk jajaran mobil lawas pada dekade 1990an. Tapi secara performa dan tampilan masih bisa diajak nongkrong bareng di tengah gempuran mobil baru. Tak heran kalau banyak car enthusiast lintas generasi masih banyak memburu Mitsubishi Lancer dalam kondisi terawat.
Seperti halnya dialami oleh Ikhwanussofa, pemilik Lancer GTi CB5 lansiran 1995. Car enthusiast yang akrab disapa Ofa ini mendapat unitnya dari salah seorang rekan di komunitas Indonesian Lancer Community (ILC). Bahkan, unitnya langsung di serah terima ke Lampung dengan kondisi baru selesai di cat bodi. Jadi, cukup dipoles saja supaya tampilannya klimis lagi.
Sebelum memiliki unit tersebut, terhitung sejak 2016 sampai sekarang dia sudah 4 kali berganti unit. Mulai dari Lancer CB4 GLXi dua kali sampai Lancer GTi CB5 dengan menerapkan berbagai gaya modifikasi.
“Kemudian saya baru tahu kalau ada varian Lancer CB5 dengan mesin 1800CC DOHC. Akhirnya memutuskan untuk upgrade tunggangan ke CB5 GTi. Mobil inilah dirasa paling pas dan juga menghasilkan konsep modifikasi yang memuaskan,” ungkap Ofa.
Sebagai informasi tambahan, Mitsubishi Lancer CB5 GTi merupakan varian tertinggi di bawah Lancer Evolution. Sektor jantung mekanis ditenagai oleh mesin berkode 4G93 dengan konfigurasi 4 silinder DOHC berkapasitas 1.800 cc. Menyoal performa, mesin ini sanggup menghasilkan 135 hp pada 6.000 rpm. Alhasil, Ofa tidak banyak menyentuh ubahan mesin, karena cukup di tune up harian saja.
Bagi kalangan awam, modelnya tidak jauh berbeda dengan unit CB4. Padahal, ada beberapa perbedaan terutama model bumper bawaan, foglamp, grill senada bodi dan sudah dibekali rem cakram di keempat roda.
Apalagi, masih tetap keren jika disandingkan dengan ‘kembarnya’ di Jepang, Mitsubishi Evolution II dan III. Alhasil, saat itu Ofa terpikir cukup ganti pelek saja bisa membuat mobilnya tampak menarik.
Kembali lagi ke alasan Ofa, memboyong unit Lancer GTi yang lebih bertenaga dirasa kurang cukup jika hanya menyasar kosmetika saja. Bermodal dari beberapa trial and errror yang dialami, akhirnya kini petrolhead penggemar merek mobil tiga berlian tersebut menemukan tampilan mobil terbaiknya yang didorong berkat passion di dunia otomotif.
“Yang ingin ditonjolkan itu modifikasi Lancer dengan berkiblat ke unit Evo II. Karena tetap menunjukan tampilan clean, minimalis, dan tetap punya kesan sangar,” terang Ofa.
“Karena pastinya dimodifikasi supaya tetap nyaman dipakai harian, ataupun gas tipis-tipis saat jalanan sepi. Konsep inilah yang menurut saya paling pas untuk dipakai harian,” lanjutnya.
Setelah menemukan formula pas untuk diwujudkan di Lancer GTi CB5 miliknya, Ofa secara perlahan menyentuh ubahan lebih banyak. Keempat sumbu roda dipasangkan pelek DNZ Wheels Type One dengan balutan warna OG Bronze. Pelek aftermarket ukuran 16×7 inci tersebut dibalut ban Achilles 195/50 di dua roda depan dan belakang.
Kemudian, karakter modifikasi clean dan sporty diwujudkan berkat pemasangan body kit. Misalnya, bumper depan milik EVO II Kansai yang dianggap lebih cocok menurutnya dibanding memasang bumper Evo III seperti mayoritas pemilik Lancer lainnya. Modifikasi eksterior juga diikuti penggantian kap mesin Evo dan spoiler milik Evo 1.
“Khusus body kit didatangkan langsung dari Solo dan dikelir ulang di Bengkel 40 Kota Metro Lampung. Menambah detail modifikasinya, panel interior dan mangkok spion dilapis motif carbon melalui metode water printing di workshop Borneo Water Printing Kota Metro,” urainya.
Setelah panel interior dikelir ulang, meliputi panel – panel AC dan spion, kain pelapis sudah diberi bahan jok dari MBTech. Asyiknya, terdapat head unit Kenwood berjenis double din sebagai perangkat hiburan selama di perjalanan.
Spesifikasi Modifikasi
Eksterior : Bumper depan EVO II Kansai, Spoiler EVO I, Kap mesin EVO
Interior : Panel panel AC plus Spion carbon water printing, Kulit jok merek MBtech, Head Unit Kenwood Double Din
Mesin : Standar, tune up harian
Kaki-kaki: Velg DNZ Wheels R16 PCD 4/100 dengan et 38, Ban Achilles 195/50
