e-Commerce BATOK, Wadah Jual-beli, Suku Cadang, Hingga Lelang Online Kendaraan Klasik Resmi Diperkenalkan

0
- Advertisement -

NMAA News – Saat ini segmentasi kendaraan klasik tidak lagi didominasi kaum intelektual matang berusia tua. Paralel dengan pesatnya perkembanghan teknologi digital, segmen kendaraan klasik kini juga merambah kaum milenial. Fenomena ini tidak hanya muncul di Tanah Air, tapi juga berefek pada tingkat global.

Kendaraan klasik yang mencakup kelas Kuno, Antik, Vintage, hingga Retro dalam format roda empat dan duamenjadi simbol status, karakter dan kebanggaan pemiliknya. Tak heran kalau dari kelompok ini, lazim terlihat deretan koleksi yang ciamik yang memberikan sensasi dan kenikmatan tersendiri bagi penggemarnya.

Hal tersebut disampaikan Muhammad Al Abdullah sebagai inisiator pencetus berdirinya aplikasi Bandar Oto Klasik (BATOK) dalam rilisnya ke sejumlah media, Rabu (30/3/2022) di Darmawangsa Hotel, Jakarta Selatan. Menurutnya, dalam dua tahun terakhir ini, segmen kendaraan klasik di masa pandemi justru meningkat sebagai efek pandemi di mana banyak orang mengisi waktu luangnya dengan melirik mobil klasik untuk membunuh rasa jenuh.

Fathan Abdurrahman (kiri) sebagai Chief Marketing Officer (CMO) bersama Andi Renreng (kanan) sebagai Chief Operation Officer (COO) dari aplikasi BATOK ini

“Dalam 2 tahun terakhir ini, telah terjadi market shifting dan market growth pada pasar kendaraan klasik. Pertumbuhan transaksi jual-beli juga meningkat dalam rentang waktu yang relatif sama,” jelas Memet, sapaan akrab Muhammad Al Abdullah.

Menariknya menurut Memet, berbagai transaksi tersebut, lantaran mewabahnya pandemi, mendorong ke arah digitalisasi secara online yang memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram dan berbagai aplikasi online jual-beli mobil bekas dan sejenisnya.

Di sisi lain, naiknya segmen kendaraan klasik ini juga dipandang sebagai makin pahamnya masyarakat otomotif dalam melihat kendaraan klasik retro sebagai sebuah investasi. “Berbagai kendaraan klasik baik yang disebut kuno, antik, vintage, atau retro tersebut merupakan pilihan investasi jelas dan menguntungkan,” sebut Memet.

Pasalnya, berbeda dengan kendaraan bekas biasa yang semakin bertambah usia mengalami penyusutan harga, maka kendaraan klasik hobi semakin tua menunjukkan performa harga yang semakin meningkat, sehingga layak untuk dijadikan investasi.

Hassan Judin sebagai Chief Technology Officer (CTO) sedang memberikan penjelasan rinci pola kerja aplikasi BATOK

Karena itu pula, Memet membuat BATOK tidak sebatas soal jual-beli putus, melainkan juga memberikan berbagai fasilitas lain yang bisa dinikmati penggemar mobil klasik di Indonesia. Salah satunya, seperti pilihan lelang online yang melibatkan penjual dan sejumlah calon pembeli, yang memungkinkan terdorongnya atau terciptanya harga tertinggi sebuah kendaraan klasik.

“Kami membuat aplikasi BATOK ini sebagai e-Commerce bagi pasar pecinta mobil klasik, baik itu kuno, antik, vintage dari kendaraan mobil dan motor, hingga truk. Tak hanya itu saja, BATOK juga menghadirkan slot khusus untuk transaksi suku cadang dan aksesori kendaraan klasik,” jelas Memet.

Memet yang juga merupakan salah satu tokoh dibalik suksesnya Garansindo Group yang memasarkan berbagai mobil CBU di pasar otomotif Indonesia, hinga menjadi keagenan tunggal merek Jeep-Chrysler, dan juga pencetus lahirnya motor listrik Gesits menyatakan kalau kendaraan klasik sebetulnya tidak menjadi dominan bagi kalangan sosial tertentu.

Menurut Memet, aplikasi BATOK ini memiliki misi secara tidak langsung bahwa ke depannya kendaraan klasik akan menjadi ‘must have item’ khususnya bagi penggemar oomotif nusantara. Saking optimisnya, Memet menargetkan kalau BATOK bakal mendapatkan awareness di cakupan wilayah ASEAN tahun ini. “Untuk tahun depan, kami incar segmen pasar global,” optimis Memet.

Karena aplikasi kendaraan klasik ini juga menyasar kaum milenial sebagai target pasarnya, maka Memet menyerahkan pengelolaannya pada putra sulungnya, Fathan Abdurrahman sebagai Chief Marketing Officer (CMO), lalu mengajak partner bisnisnya, Hassan Judin sebagai Chief Technology Officer (CTO), dan Andi Renreng sebagai Chief Operation Officer (COO) dari aplikasi BATOK ini.

Para pengelola BATOK ini juga menyampaikan, untuk aktivitas offline mereka akan menggelar berbagai event yang akan menginformasikan dan melibatkan dunia kendaraan klasik baik secara nasional maupun internasional.

Mereka juga menegaskan, untuk di awal pengoperasian BATOK hingga setahun ke depan, aplikasi ini masih gratis dimanfaatkan bagi publik yang membutuhkannya. “Silakan publik atau pecinta mobil klasik memanfaatkan BATOK untuk kebutuhannya. Karena kami belum mengenakan tarif terkait penggunaan aplikasi ini,” pungkas Andi Renreng.

 

- Advertisement -