Sebagai Kastemer, Dafi Akui Sterindo Autosound Punya Pola Kerja Sistematis untuk Hasil Maksimal

0
Salah satu rak lemari berisi pernagkat audio yang dijual Sterindo
- Advertisement -

NMAA News – Sepak terjang gerai audio mobil Sterindo Autosound yang bermarkas di Jalan Haji Nawi Raya nomor 3E, Jakarta Selatan, memang sudah dikenal lama bagi pemerhati dan penggemar car audio system di Tanah Air. Dengan tawaran terbaru yang berbeda dengan gerai car audio lainnya, Sterindo pada Senin (29/2/2022) meresmikan tampilan terkini workshop-nya, dari kelengkapan sarana hingga kenyamanan kastemernya.

Sterindo Autosound tidak hanya menghadirkan perwajahan baru di workshop-nya, tapi juga dalam upaya sebagai perwujudan dari semangat dan komitmennya bermain dan berusaha di dunia car audio dengan mengedepankan kata kunci; ‘peduli’ dan ‘kejujuran’.

Peningkatan dimaksud di antaranya melengkapi display dan demo produk, membuka layanan instalasi express, meningkatkan standarisasi kualitas pengerjaan, membuat divisi baru berfokus produk audio kategori Preloved dengan standar barang bekas berkualitas.

“Semua jenis mobil kami terima. Tidak kami bedakan pelayanannya. Semua perlakuannya sama, karena kami punya standarisasi tersendiri yang dijaga kualitasnya dan terus ditingkatkan. Apapun mobil kastemer, jangan ragu ke Sterindo Autosound untuk upgrade sistem audionya,” jelas Sandy Wuntoro, pendiri sekaligus pemilik dan instalatur Sterindo.

Salah satu konsumen yang setia adalah Muhammad Kadafi. Menurut Dafi, sapaan akrabnya, Sterindo Autosound merupakan gerai car audio yang memang selama ini sesuai dengan kata hatinya dalam bermain car audio. Berbeda dengan yang lain, Sterindo gampang diajak berdiskusi menghasilkan output car audio system terbaik.

Salah satu pelanggan Sterindo Autosound, Muhammad Kadafi atau Dafi sapaan akrabnya, terpikat dengan Sterindo Autosound lantaran pola kerja, kualitas barang, dan jaminan purna jual yang diberikan

“Awal mulanya saya memang car audio enthusiast, senang dengerin audio selama berkendara, juga di handphone maupun perangkat musik lainnya. Untuk kebutuhan dengerin audio di mobil, dari berbagai tempat atau toko audio yang pernah saya sambangi dan dicoba sebelumnya, akhirnya saya berlabuh di Sterindo,” cerita Dafi.

Awal mula pertemuannya, Dafi mengetahui Sterindo dari akun media sosial Instagramnya. Sepertinya bagus, namun sempat muncul rasa enggan karena awalnya dari postingan tersebut terlihat kastemernya mobil-mobil hi-class semuanya. “Kok mobil middle class-nya ga ada ya, akhirnya saya beranikan diri untuk mendatangi Sterindo,” kenang Dafi.

Kebetulan, Sterindo punya divisi barang preloved-nya. Di situ Dafi menanyakan kondisi, harga, dan apakah bisa sekalian menginstalasinya. “Setelah dijawab bisa dan sepakat dengan jasanya, akhirnya saya mulai masang di sini. Saya puas dengan instalasinya, dan akhirnya membenahi semua perangkat audio mobil saya dari awal lagi,” jelas Dafi yang awalnya memiliki Honda Freed ini.

Setelah Freed-nya laku terjual ke kakaknya, sekarang Dafi menyerahkan All New Toyota Avanza-nya ke Sandy untuk diracik ulang sistem car audionya. Seperti sebelumnya, Dafi kembali menerapkan sistem audio mobilnya beraliran Sound Quality (SQ) karena memang untuk dinikmati selama perjalanan.

“Aliran SQ itu lebih ke balance antar komponen semuanya. Di telingan juga dengernya lembut dan bikin nyaman. Enak menghibur selama di jalan yang macet. Aliran SQ menjamin tidak ada tumpang tindih satu sama yang lain. Terutama setelan treble, bass, dan vokalnya, semuanya balance,” imbuhnya.

Dafi sendiri bermain car audio sejak 2013/2014, yang diawali dari sekadar gonti-ganti speakernya dulu pada Freed-nya. Berlanjut ganti head unit hingga memasang power amplifier yang biasa. Berlanjut akhirnya kini sudah full system berkat penanganan Sterindo.

Berkat Sterindo, akhirnya Dafi bisa mengenali dan memahami lebih jauh perangkat audio seperti performa power amplifier dan lainnya

Menurut Dafi, yang membedakan Sterindo Autosound dibanding gerai audio lainnya, terlebih kalau bicara soal news value antara Sterindo dengan lainnya, “Yang paling saya notice di awal adalah cara instalasinya yang benar-benar rapih. Jadi bener-bener detail dan rapih hingga hal terkecil yang tidak kita pikirkan sebelumnya,” beber Dafi.

Kata Dafi,salah satu detail yang rapih ini semisal, banyak toko audio yang asal sambung kabel, lalu diselotip saja. Beda dengan Sterindo yang meminimalisir sambungan, dan kalaupun ada sambungan dilakukan penyolderan yang ditutup dengan isolasi bakar. “Kalau di Sterindo, setiap sambungan itu bener-bener rapih dan akurat. Dan yang pasti, faktor bersih sangat dijaga,” lanjut Dafi.

Faktor kedua yang membedakan, adanya garansi pengerjaan dari Sandy selaku pemilik Sterindo. Seperti saat Dafi menyampaikan ke Sandy, apabila dia sudah memasang perangkat audio ini dan ternyata hasil suaranya tidak sesuai harapan, Sandy dengan yakin menjawab, kalau Dafi tidak menyukai tuning atau settingan dirinya, maka Dafi dipersilakan untuk tidak membayar, kendati semua perangkat sudah terpasang.

“Bagi kastemer, kondisi ini sangat fair dong dengan jaminan seperti itu. Jadi kalau setting-annya tidak enak, maka tidak dibayar nih si instalatur. Akhirnya saya yakin serahkan semua prosesnya ke koh Sandy, yang ternyata hasilnya memang sesuai ekspektasi saya. Jauh lebih baik dari settingan instalatur sebelumnya,” cerita Dafi.

Selain itu yang disukai dari Dafi adalah, layanan aftersales-nya yang tetap dijamin oleh Sandy. Misalnya, Dafi pernah menghubungi Sandy kalau audio mobilnya bermasalah. Di mana speaker midbas dan subwoofer seperti kadang hidup dan mati. “Koh Sandy langsung meminta saya ke workshop untuk diperiksa saat itu juga. Dicek semuanya apa yang bermasalah hingga selesai dan tuntas.”

Berkat pola kerja yang terstruktur dan runut, problem yang dialami Dafi saat itu cepat ditemukan. Karena setelah pengecekan kabel, sambungan, konektor dan lainnya, akhirnya terdeteksi kalau sumber masalah ada di power amplifier yang memang sudah melemah kinerjanya akibat harus mengangkat sistem yang jauh lebih bagus versinya.

Ditambahkan oleh Dafi, justru dengan masalah yang timbul ini, dirinya jadi bisa belajar lagi dari Koh Sandy kalau power amplifier itu ada beberapa grade-nya. Ketika speaker atau sistem lainnya naik, sementara kemampuan power amplifier-nya sudah terbatas karena masih grade awal, maka hasilnya akan bermasalah di kemudian hari.

 

- Advertisement -