NMAA News – Pengguna mobil bertransmisi manual biasanya mengenal teknik menginjak setengah kopling. Nah, teknik dengan menginjak pedal cluth atau kopling ringan ini biasanya digunakan ketika pengemudi malas untuk menggunakan rem tangan (parkir), khususnya dalam kondisi jalan macet, atau merayap di jalur yang sedikit menanjak.
Merespons fenomena tersebut, penggunaan teknik setengah kopling secara terus-menerus, ternyata dapat memperpendek usia komponennya.
Pasalnya bila pedal kopling ditahan setengah, maka otomatis plat kopling akan terus bekerja bergesekan dengan flywheel. Sehingga lama-kelamaan pelat kopling akan menjadi aus bahkan habis.
Tak hanya itu, kebiasaan menggunakan teknik tersebut bisa menimbulkan panas berlebih, dan akan berakibat pada flywheel atau cover clutch menjadi tidak rata. Sehingga, akan berpengaruh pada penyaluran tenaga dari mesin ke transmisi yang terhambat. Akibatnya, mobil akan menjadi sulit untuk diajak berakselerasi.

Meski tidak dianjurkan terlalu sering, penggunaan teknik setengah kopling menurut Didi bukanlah hal yang diharamkan. Asalkan, tak dilakukan terlalu lama.
Pada saat kondisi macet di jalan yang menanjak, Didi lebih menyarankan agar pengemudi mengandalkan penggunaan rem tangan, dibandingkan dengan teknik setengah kopling.
Tentu akibatnya akan sering selip dan membuat mobil jadi susah maju. Bila kondisi tersebut terus didiamkan dan sering terjadi secara berulang, penggantian komponen koplingnya akan lebih cepat dari yang dianjurkan pabrikan. Tentu ini akan merugikan.
Idealnya penggantian kopling biasanya setiap menyentuh 80 ribu kilometer, tapi bergantung pada pemakaiannya.
Meski tidak dianjurkan untuk sering dilakukan, penggunaan teknik setengah kopling menurut Didi bukanlah hal yang diharamkan. Asalkan, tak dilakukan terlalu lama.
Pada saat kondisi macet di jalan yang menanjak, Didi lebih menyarankan agar pengemudi mengandalkan penggunaan rem tangan, dibandingkan dengan teknik setengah kopling.

 
						 
						